"Atau terjun bebas di Selokan Manggis sambil mengapung dengan debog (pelepah pisang), terus mengikuti aliran airnya yang Panjang sekali hingga ke tepian kota. Saban pagi dan petang selokan itu juga ramai didatangi para ibu untuk mencuci pakaian. Ah, sungguh nikmat tiada tara."
Tulisan itu adalah petikan dari buku Burung-Burung Manyar tulisan Romo Mangunwijaya. Romo Mangun menceritakan masa kecilnya saat tinggal di Magelang pada tahun 1940-an.
Sebutan Selokan Manggis adalah yang sekarang dikenal dengan nama Kali Manggis. Sebuah kali yang memanjang dari utara hingga ke Selatan, dari Desa Kedungsari hingga melingkari pinggang Gunung Tidar hingga ke Perumahan TNI Panca Arga.
Demikian pula dengan cerita Romo Mangun tentang para ibu yang saban pagi dan sore meramaikan tepian Kali Manggis untuk kegiatan mandi dan mencuci. Pemandangan semacam itu masih terlihat di Kota Magelang hingga tahun 70-an.
Tidak banyak yang tahun bahwa Kali Manggis merupakan salah satu dari puluhan karya monumental Belanda di Kota Magelang. Bayangkan saja, Kali Manggis dibuat oleh Belanda pada tahun 1857, ada juga yang menyebut tahun 1859. Sampai sekarang, kali itu masih berfungsi dengan baik.
Kali Manggis sendiri sebenarnya merupakan saluran irigasi yang dibuat oleh Belanda untuk mengairi sawah dan Perkebunan Belanda di Magelang dan sekitarnya. Menurut data yang ada, Panjang Kali Manggis sekitar 37 kilo meter. Memanjang dari wilayah Temanggung, Kota Magelang, dan Kabupaten Magelang.
Sisi unik Kali Manggis sangat banyak sekali. Salah satu di antaranya adalah sumber air yang diperguankan. Perlu diketahui, hulu Kali Manggis bukan berasal dari sumber air, tapi berupa bendungan sebuah Sungai.
Pada awal pembentukannya, air Kali Manggis diambilkan dari Sungai Elo yang bermata air di Gunung Merbabu. Bendungan oleh Belanda dibuat di wilayah Sumberan, Secang.
Namun rupanya debit air tidak cukup, sehingga Belanda memutuskan mencari sumber air yang lain. Pilihan Belanda jatuh ke Sungai Progo yang mempunyai debit air lebih besar. Sehingga dibuatlah bendungan besar di wilayah Badran, Temanggung.