Hidroponik selama ini dikenal sebagai salah satu solusi mengatasi mereka yang hobi Bertani tapi tidak punya lahan. Maka tidak heran jika hidroponik banyak berkembang di wilayah perkotaan, di mana rumah-rumah yang ada hanya menyisakan sepetak tanah kosong.
Hal menarik model pertanian ini adalah dari segi praktisnya. 'Sang Petani', tidak perlu serepot orang Bertani sebagaimana lazimnya. Tugas mereka hanya memerikas kepekatan air yang ada di pralon yang digunakan menggunalan TDS Meter.
Ketika kepekatan berada di bawah ambang batas, cukup masukkan nutrisi. Untuk hama, relative tidak begitu banyak. Namun  tetap perlu dikontrol. Setelah itu sekitar 30-40 hari tinggal panen.
Hidroponik sebagai Hobi
Secara umum model pertanian hidroponik terbagi menjadi 2, kegiatan hidroponik sebagai hobi atau komersial. Jika memang ingin terjun secara professional tentunya akan banyak hitungan yang harus dilakukan.
Namun jika hanya sekedar hobi, hitungan rumit tidak diperlukan. Bahkan kadang orang menertawakan mereka yang Bertani hidroponik. Dikatakan bahwa tidak imbang antara ributnya saat menyiapkan dengan panen yang didapat.
Sebagai contoh, seorang petani hidroponik yang sekedar hobi mempunyai 100 lubang tanaman. Jika mau menghitung secara rinci mulai dari persiapan hingga panen, pasti tidak akan keuntungan secara material.
Namun jika hanya sebatas hobi, hal itu tidak masuk hitungan. Boleh dibilang lebih pada nilai dibanding harga. Ada kepuasan tersendiri.
Hidroponik Bisa Berfungsi sebagai Penghias Taman