Pemberlakuan Kurikulum Merdeka atau apalah Namanya, diakui atau tidak membawa dampak pada guru-guru tua atau senior. Guru-guru yang saat ini ada pada usia 50-an. Hampir sebagian besar mengeluh dengan perubahan yang demikian drastic dalam urusan mengajar.
Harus diakui, pandemi Corona mengubah segalanya. Pembelajaran daring yang saat itu dilakukan, akhirnya keteruasan dengan mengedepankan IT sebagai segalanya. Kini hampir tidak ada kegiatan guru yang tidak berkaitan dengan barang satu itu.
Masalah inilah yang membuat sebagian besar guru tua atau senior mengeluh. Pembuatan perangkat pembelajaran, media pembelajaran, hingga pelaporan nilai hasil belajar siswa, tidak ada satu pun yang tidak berkaitan dengan IT.
Dari kondisi ini, akhirnya para guru tua pun terbelah menjadi 2. Satu golongan yang mempunyai semangat tinggi berusaha belajar untuk menyamai guru-guru muda.
Sebagian lagi melakukan semampunya. Dalam artian dia dapat mengoperasikan apa yang diminta, namun dengan standar minimal.
Ada lagi yang menyatakan angkat tangan. Merasa tidak sanggup untuk mengikuti perubahan ini. Maka ketika masa pension tiba, guru inilah yang paling merasa lega.
Guru Zaman Dahulu Hanya Mengajar Saja
Hal lain yang juga kemudian menjadi beban guru adalah berbagai kelengkapan administrasi yang tidak berkaitan dengan kegiatan pembelajaran. Mulai dari penilain teman sejawat, perencanaan kerja, mengisi berbagai survey, hingga mengikuti berbagai webinar.
Meski tidak setiap kali dilakukan, namun ketika kegiatan itu muncul pasti akan menyita waktu guru. Bahkan tidak jarang harus meninggalkan murid hanya untuk mengejar deadline.
Pemandangan semacam ini tidak pernah terjadi pada para guru di era 80 hingga 90-an. Saat itu tugas guru ya hanya mengajar dan mendidik. Jauh dari segala macam administrasi yang tidak berhubungan dengan tugasnya.