Laga Indonesia-Vietnam berakhir dengan kemenangan Indonesia. Gol Taufanny di masa injury time, menjadi killing the game. Kartu merah yang diterima oleh Pratama Arhan pada menit ke-60, dan gol bunuh diri Bagas Kahfa Kahfa pada menit ke-79, menjadi impas sudah. Taufanny tak ubahnya hero bagi Pratama Arhan dan Bagas Kahfa.
Harus diakui bahwa malam tadi Indonesia bertanding dalam posisi sulit. Kemenangan 2-1 yang telah dikemas, menjadi beban berat, manakala Pratama Arhan diganjar kartu merah. Sementara laga masih tersisa 30 menit. Bencana kedua datang ketika Bagas Kahfa Kahfa melakukan gol bunuh diri. Sehingga hanya keajaiban yang mampu menyelamatkan Indonesia.
Ternyata keajaiban itu datang saat injury time memasuki menit kelima. Gocekan manis Taufanny mampu mengecoh beberapa pemain Vietnam, dan bum tendangan keras Taufanny meluncur ke sudut kanan penjaga gawang Vietnam, Van Chu Quan.
Gol telat yang datang saat injury time ini jelas menjadi pukulan telak bagi Vietnam. Moral anak-anak Vietnam yang mengusung segudang optimisme karena Indonesia hanya berkekuatan 10 pemain runtuh seketika. Mereka seperti tidak percaya dengan apa yang terjadi. Sontak begitu tendangan Taufanny mendarat di gawang Van Chu Quan, mereka ambruk seketika.
Keasyikan mereka mengeksploitasi lini pertahanan Indonesia harus dibayar mahal. Serangan balik yang begitu luar biasa, seakan menjadi bumerang yang mematikan bagi kubu Vietnam.
Namun di balik semua itu, ada sesuatu yang menarik dengan gol Taufanny. Gol kemenangan tersebut menjadi gol penyelamat bagi Pratama Arhan dan Bagas Kahfa. Karena jika saja Indonesia mengalami kekalahan yang berujung kegagalan menapak babak final, Pratama Arhan dan Bagas Kahfa akan menjadi bulan-bulanan publik sepak bola tanah air yang terkenal kejam.
Mereka tidak akan pernah menengok kontribusi Pratama Arhan atas 2 gol yang tercipta. 'Kebodohan' Pratama Arhan dengan melakukan pelanggaran keras yang berbuah kartu merah, dianggap jadi perusak mimpi Indonesia. Karena menghadapi Vietnam dengan 11 pemain saja sangat sulit, apalagi harus kehilangan satu pilar.
Demikian pula dengan Bagas Kahfa. Penampilan impresif Bagas Kahfa menjaga lini pertahanan dan aksinya menerobos lini pertahanan lawan hilang seketika. Gol bunuh diri yang terjadi saat Indonesia harus bermain dengan 10 pemain, jelas menjadi kontribusi negatif bagi tim. Situasi pasti akan semakin sulit, apalagi Vietnam begitu intens melakukan serangan.
Namun untunglah semua itu tidak terjadi. Gol Taufanny menjadi obat mujarab untuk semua itu. Gol tersebut tidak hanya menyelamatkan Indonesia, tapi juga Pratama Arhan dan Bagas Kahfa
Lembah Tidar, 14 Mei 2023