Sore nanti Garuda Muda menjalani laga kedua. Kali ini lawan yang dihadapi adalah Myanmar, negara yang pernah jaya sepak bolanya dahulu. Kedua tim hingga saat ini sudah mengemas 3 poin, kalau ada perbedaan hanya pada jumlah gol yang dilesakkan. Garuda Muda telah melesakkan 4 gol, sedangkan Myanmar hanya 1 gol saat mengalahkan Timorleste.
Dalam berbagai analisa yang beredar, diyakini Garuda Muda akan dengan mudah mengalahkan Myanmar. Dan hal ini sudah diakui sendiri oleh pelatih Myanmar. Secara terbuka Michael Feichtenbeiner, sang pelatih mengatakan bahwa antara Indonesia dan Myanmar jelas beda level.
Perbedaan itu dapat dilihat dari kualitas individu di dalam tim. Indonesia sendiri dipenuhi dengan talenta muda yang bersinar, termasuk mereka yang berkarir di luar negeri, seperti Marselino Ferdinan dan Pratama Arhan. Kiprah keduanya jelas menjadi nilai plus, apalagi Marselino Ferdinan.
Yang kedua, hampir seluruh pemain Garuda Muda telah kenyang di kompetisi reguler. Hebatnya lagi, ,mereka bahkan menjadi tumpuan klub, meski usia mereka masih belia. Lihat saja sosok Becham Putra, Ferari, Witan Sulaiman, Ernando, dan lain-lain.
Deretan fakta inilah yang membuat pelatih Myanmar silau. Bahkan merasa inferior di hadapan Garuda Muda. Apalagi dalam 3 kali pertemuan terakhir di SEA Games Garuda Muda selalu menangguk kemenangan.
Fakta-fakta ini tentu saja patut disyukuri. Namu di atas semua itu, kewaspadaan tingkat tinggi perlu dilakukan oleh punggawa Garuda Muda. Sebab meskipun Myanmar merasa inferior, mereka pasti mempunyai motivasi tinggi untuk mengalahkan Garuda Muda. Nothing to lose menjadi bekal yang berharga saat menjalani laga. Maka jika Garuda Muda tidak hati-hati, bisa tergelincir karenanya.
Lembah Tidar, 4 Mei 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H