Tuntas sudah perjalanan Ginting dalam Kejuaraan Badminton Asia 2023 yang diadakan di Dubai kemarin. Gelar juara pun diraihnya dengan mutlak setelah mengkandaskan Loh Kean Yew dalam permainan straight game. Loh Kean Yew benar-benar dibuat tidak berdaya dengan bola-bola Ginting.
Melihat aksi Ginting selama turnamen berlangsung, membuat pecinta bulu tangkis tanah air full senyum. Target yang dibebankan PBSI untuk sektor tunggal putra mampu dipenuhinya, walaupun secara hitungan matematis peluang untuk Ginting relatif kecil jika dibandingkan sektor ganda putra. Namun tampaknya nasib berpihak pada tunggal putra, sektor ganda putra yang dipenuhi pemain kelas dunia justru tumbang di babak semifinal.
Menyaksikan medali yang didapatkan Ginting walaupun 'hanya' level Asia, medali itu mempunyai arti yang lebih luas. Sebab kemenangan Ginting kali ini sebenarnya juga sebuah kemenangan level dunia. Bagaimana tidak, diakui atau tidak kekuatan sektor tunggal putra bulu tangkis dunia 99% berada di Asia. Mereka tersebar di negara Indonesia, Cina, Jepang, India, Thailand, Korea Selatan, Malaysia, Singapura, dan lain-lain. Kalau pun ada yang di luar, rasanya hanya nama Axelsen yang layak disebut.
Peta kekuatan inilah yang menyamakan Kejuaran Badminton Asia tidak ubahnya Kejuaran Badminton Dunia dilihat dari para pemainnya. Maka sangat wajarlah jika gelar juara Asia bagi Ginting sama juga dengan gelar Juara Dunia.
Perjuangan Ginting di turnamen kali ini benar-benar pantas diberi acungan jempol. Sebab dalam turnamen ini seolah Ginting terlahir kembali. Dia kembali pada gaya permainan sebelumnya, tidak seperti beberapa turnamen belakangan ini. Di mana dia selalu gagal menjejak babak final.
Tengok saja sosok-sosok yang dikalahkan Ginting sejak babak 32 besar. Mereka adalah nama-nama yang bukan lawan enteng di dunia bulu tangkis. Mulai dari Wang Tzu Wei (Taiwan), Kenta Nishimoto (Jepang), Li Shi Feng (Cina), Kanta Tsuneyama (Jepang), dan Loh Kean Yew (Singapura).
Dari beberapa lawan tersebut, Li Shi Feng adalah sosok yang nyaris mengubur mimpi Ginting untuk menjuarai turnamen ini. Bayangkan saja, pada game pertama Ginting harus menelan kekalahan. Namun pada game kedua, Ginting mampu menyelesaikan laga dengan angka 22-20. Degub jantung penonton pun bertambah keras karena Ginting menutup kemenangan lagi-lagi dengan setting dengan kedudukan 26-24!
Namun pemandangan sebaliknya justru terjadi di babak semifinal dan final. Di kedua babak ini, perlawanan Kanta maupun Loh Kean Yew tidak segarang Li Shi Feng. Walhasil Ginting hanya membutuhkan 2 game untuk menyelesaikan pertandingan, sekaligus memboyong medali dan poin.
Penampilan gemilang Ginting semoga tidak berhenti di sini. Di bulan Mei, tenaga Ginting ditunggu dalam Sudirman Cup, dan bulan Juni ditunggu di Singapura Open yang mungkin akan menjadi ajang balas dendam Loh Kean Yew sebagai tuan rumah.
Lembah Tidar, 1 Mei 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H