Akhirnya PDI P tidak sabar juga untuk mengumumkan capres-nya. Jika semula PDI P merencanakan pengumuman capres pada 1 Juni 2023 bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila, kini dimajukan. Momentum Hari Kartini, tanggal 21 April 2023 yang diambil. Tidak tahu mengapa pilihan tanggal ini yang diambil.
Pencapresan Ganjar Pranowo sendiri oleh PDI P pada dasarnya hanya sebagai bentuk pengesahan. Sebab selama ini nama Ganjar Pranowo sudah berkibar di setiap Lembaga survey. Namanya bersanding dengan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. Kalaupun ada perbedaan, Ganjar Pranowo satu-satunya capres yang belum dideklarasikan oleh partainya, PDI P.
Setelah pengumuman di Batu Tulis, Bogor, maka resmilah Ganjar Pranowo siap beradu dengan calon lain yang telah lebih dulu dideklarasikan. Mesin partai pun mulai bergerak, termasuk menjajagi koalisi dengan partai-partai lain. Sebab meskipun secara aturan PDI P bisa maju tanpa menggandeng partai lain, namun terlalu riskan. Bagaimanapun juga keberadaan partai lain sebagai pendukung akan memberikan pengaruh yang siginifikan.
Pengumuman yang boleh dibilang terlambat ini melahirkan berbagai pertanyaan. adakah ini sebuah Langkah blunder atau panik pada PDI P. Apalagi beberapa waktu lalu beredar wacana pembentukan Koalisi Besar terdiri dari Koalisi Indonesia Bersatu dan Koalisi Indonesia Raya dengan Prabowo Subianto sebagai capres-nya.
Sementara di sebelah, Koalisi Persatuan untuk Perubahan siap mengusung Anies Baswedan. Meskipun mereka masih belum sepakat menentukan cawapresnya, namun ketiganya sudah sepakat untuk membentuk koalisi.
Dengan posisi semacam ini, otomatis PDI P berdiri sendiri. Kalaupun ada harapan partai yang bergabung, mereka bukan partai besar. Seperti yang diberitakan media massa baru PSI dan Hanura yang menyatakan dukungan. Dengan modal seperti ini jelas berat bagi PDI P untuk bertarung, apalagi jika Koalisi Besar benar-benar terwujud.
Dalam kaca mata lain, Langkah PDI P ini dapat juga dianggap cerdik. Pencapresan Ganjar Pranowo bukan tidak mungkin akan menggoda beberapa partai yang ada di Koalisi Indonesia Bersatu berpaling dari wacana Koalisi Besar. Daya tarik apa yang ditawarkan? Apalagi kalau bukan posisi cawapres. Bagi Golkar, mungkin saja tawaran ini menarik. Sebab dalam Koalisi Besar posisi cawapres sudah diincar oleh Cak Imin. Jika PDI P mampu menggaransi, bisa saja Golkar berubah pikiran. Hal ini pun berlaku pula pada partai-partai lain.
Langkah cerdik ini pasti sudah diperhitungkan oleh PDI P. Sebagai partai besar dan calon yang elektabilitasnya sudah teruji, mereka merasa mempunyai daya magnit yang kuat. Langkah cerdik ini bisa saja merusak bangunan Koalisi Besar yang diwacanakan oleh Koalisi Indonesia Bersatu dan Koalisi Indonesia Raya. Karena dalam politik itu kesetiaan berada pada level dua, ada di bawah standar kepentingan.
Lembah Tidar, 25 April 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H