Mohon tunggu...
agus siswanto
agus siswanto Mohon Tunggu... Guru - tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Belajar dari 'Kecerdikan' Ng Tze Yong terhadap Axelsen

17 Maret 2023   09:04 Diperbarui: 17 Maret 2023   09:14 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada sesuatu yang tampak berbesa di raut wajah Axelsen saat harus menerima kenyataan kalah dari wonderkid from Negeri Jiran, Ng Tze Yong. Tidak ada muka jenaka seperti yang biasa ditampilkannya. Terlihat raut marah, kecewa, tidak percaya, dan lain-lain berkecamuk di sana. Persis saat Axelsen mengalami kekalahan dari Kunvalut Vidtisran di India Open 2023, Januari kemarin.

Seperti yang kita saksikan tadi malam, secara mengejutkan Ng Tze Yong, sosok yang bukan siapa-siapa mampu menghentikan ambisi Axelsen untuk mengulang sukses di All England 2023. Kekalahan yang harus diterima pun sangat tragis. Axelsen harus berhenti di babak 16 besar. Sebuah babak yang terlalu dini bagi pemain sekelas Axelsen.

Ada sisi menarik dalam pertandingan semalam. Keberanian Ng Tze Yong untuk menolak mengikuti irama permaian Axelsenlah yang menjadi kunci. Hal itu terlihat saat game pertama berlangsung. Tanpa diduga, Ng Tze Yong mampu memaksa Axelsen berhenti di angka 15.

Namun situasi berubah di game kedua. Dengan kecerdasan yang dimiliki, Axelsen mengubah keadaan. Bola-bola sulitnya mampu membuat Ng Tze Yong mengikuti alur permainan Axelsen. Sehingga pada game kedua, gantian Ng Tze Yong menyerah di angka 9. Sampai di sini publik sudah menganggap permainan berakhir. Apalagi wonderkid dari Malaysia ini sempat mengalami cedera. Sehingga  dipastikan, game ketiga akan menjadi milik Axelsen sepenuhnya, seperti pada laga-laga yang terjadi selama ini.

Ternyata apa yang ada dibayangkan publik bulu tangkis tidak terbukti. Justru Ng Tze Yong mampu mengimbangi permainan Axelsen hingga harus terjadi setting antara keduanya. Dan di akhir perjalanan, Ng Tze Yong menutup pertandingan dengan skor 23-21.

Muncul pertanyaan, apa yang Ng Tze Yong lakukan hingga mampu 'menjinakkan' Axelsen. Jawabannya satu. Ng Tze Yong tidak mengikuti irama permainan Axelsen. Ng Tze Yong banyak bermain bola drop shot dan permainan net. Dia menghindari memberikan bola lob pada Axelsen. Sebab bola-bola semacam ini akan menjadi senjata ampuh Axelsen untuk menghancurkan lawan. Hasil dari apa yang dilakukan Ng Tze Yong, Axelsen harus pontang-panting menghadapi kegigihan Ng Tze Yong.

Kekalahan Axelsen sekaligus menjadi kekalahan kedua di tahun ini. Hebatnya lagi, dia harus kalah dengan para pemain muda alias wonderkid. Langkah Axelsen untuk 'bertapa' selama hampir 2 bulan, demi mempersiapkan diri menghadapi All England 2023, justru berakhir tragis. Pengorbannya melepas Indonesia Masters 2023 dan Thailand Masters 2023 demi gelar All England 2023 berakhir dramatis di tangan anak kemarin sore., Ng Tze Yong.

Lembah Tidar, 17 Maret 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun