Mohon tunggu...
agus siswanto
agus siswanto Mohon Tunggu... Guru - tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Bola

Ceroboh, Kata yang Pas untuk Timnas Kita

3 Januari 2023   10:06 Diperbarui: 3 Januari 2023   10:24 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gol Marcelinus tidak cukup untuk menghindarkan Indonesia dari Vietnam. (sumber: kompas.com)

Laga semalam sekali lagi membuktikan sisi lemah yang selalu menjadi PR besar bagi timnas. Gol satu yang dilesakkan Rasmussen, semalam sekali lagi menjadi salah satu bukti. Impian menjadi pemuncak klasemen grup A, hilang sudah berganti dengan bayangan seram akan kehadiran Vietnam di ujung jalan.

Kejadian ini pun terjadi saat timnas meladeni Thailand di kandang. Kandang yang seharusnya angker, dengan 50 ribu pasang mata mendukung, tidak ada artinya sama sekali. Unggul 1 gol ditambah dengan 1 pemain, ternyata bukan segalanya. Hanya dengan sebuah serangan simpel akibat kesalahan salah satu penggawa, buyar sudah mimpi itu. Kemenangan yang sudah ada di depan mata, sirna seketika.

Penyakit semalam lebih parah lagi, sehingga wajar jika Shin Tae-yong kecewa dan marah dengan hasil itu. Tidak kurang 7 tendangan mengarah ke gawang, tidak dapat dikonversi menjadi gol. Kurang tenang dan ego pada diri pemain menjadi penyebab kegagalan peluang-peluang tersebut. Maka tidak heran jika pasukan Shin Tae-yong ini selalu dikritik dengan masalah finishing touch.

Mungkin sepakat jika kita sebut sikap ceroboh yang ada pada para penggawa timnas. Keunggulan yang telah dicapai timnas saat melakoni laga, pada kenyataannya tidak pernah melahirkan rasa tenang pada siapa pun, baik bagi pemain sendiri maupun penonton. Sebab keunggulan tersebut dapat saja berbalik, bahkan bukan tidak mungkin berbuah kekalahan.

Sikap tenang dan tidak mengurangi tekanan pada lawan, justru tidak dilakukan para pemain. Mereka cenderung terburu-buru dan ceroboh, terutama di garis pertahanan. Maka tidak heran jika pelatih Filipina tetap happy meskipun kalah. Permaianan dan gol yang mereka dapatkan menunjukkan bahwa mereka juga dapat merepotkan Indonesia. Sebuah kebanggaan yang wajar rasanya.

Jika penyakit semacam ini tidak segera dibenahi, siapa pun pelatih timnas Indonesia dapat dipastikan tidak akan menuai hasil positif di karir kepelatihannya. Mereka akan selalu terantuk pada batu yang sama. Pingin bukti? Lihat saja pada laga-laga timnas sebelumnya. Bahkan sebagian orang menyebutnya ini sebagai urusan mental. Mental timnas kita sangat jauh dibandingkan dengan Thailand maupun Vietnam.

Ujian sudah siap di depan mata kita. Jika PSSI tetap menargetkan juara pada gelaran AFF kali ini, satu-satunya cara adalah sikap ceroboh itu. Bayangkan saja jika hal ini dilakukan saat menghadapi Vietnam, maka kiamatlah semuanya. Karena Vietnam siap menghukum kita dengan seberat-beratnya.

Lembah Tidar, 3 Januari 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun