Dalam Perang Dunia II (1939-1945), Jepang adalah sekutu tererat Jerman. Kiprah keduanya mampu mengubah tatanan dunia pada saat itu. Peta negara-negara di kawasan Eropa dan Asia, harus berubah karenanya dalam hitungan hari.
Namun di Piala Dunia 2022, pertemanan itu ambyar sama sekali. Bahkan mungkin Jepang akan dianggap sebagai sosok yang paling kejam terhadap Jerman terkait sepak bola. Bagaimana tidak? Jepanglah yang menendang Jerman dari harapan berlaga di babak 16 besar, sekaligus merenda mimpi menjadi kampiun di pentas akbar 4 tahun sekali ini.
Kejutan sempurna dari Samurai Biru terjadi dini hari tadi. Tanpa diduga sama sekali, Jepang menundukkan jagoan sepak bola Eropa, Spanyol dengan skor tipis 2-1. Sebuah kemenangan spektakuler, sekaligus menghantar Jepang menduduki posisi utama grup, dan memberi karpet merah pada mereka untuk berlaga di babak 16 besar.
Nasib berbeda dialami oleh Jerman. Kemenangan 4-2 atas Kosta Rika, menjadi tidak ada gunanya. Perolehan nilai 4, tidak dapat menolong mereka. Meskipun sebenarnya Spanyol yang ada di posisi runner up juga mempunyai nilai 4, namun Spanyol unggul dalam selisih gol. Sehingga Jerman pun harus tersingkir lebih dini. Sebuah ironi.
Kegagalan Jerman melangkah ke babak 16 besar, tidak terjadi begitu saja. Kegagalan Jerman memenangi laga awal saat menghadapi Jepang, menjadi penyebab utama. Jepang yang nota bene berada selapis di bawah Jerman, nyatanya mampu memporakporandakan hati pemain dan pendukung Jerman.
Demikian pula pada laga kedua. Jerman yang seharusnya mampu memaksimalkan laga, ternyata harus bermain imbang dengan Spanyol. Sehingga dalam klasaemen grup, tersaji pemandangan yang menyesakkan. Jerman berada di dasar klasemen dengan nilai 1. Sebuah posisi yang tidak seharusnya diduduki tim sekelas Jerman.
Namun sebenarnya perolehan nilai 1 sebagai hasil imbang dengan Spanyol, tidak terlalu merisaukan bagi Jerman. Minimal Jerman masih memelihara peluang, sebab mereka tinggal berhadapan dengan Kosta Rika, tim yang terhitung di bawah level permainan Jerman.
Beban berat justru ada di pundak Samurai Biru, Jepang. Mereka harus mengakhiri dengan menghadapi raksasa bola dunia, Spanyol. Kans untuk menang jelas sangat kecil. Sebab hanya orang gila yang berani bertaruh untuk kemenangan Jepang. Maka tidak heran jika Jerman menghadapi laga ketiga lebih ringan, tidak seperti Jepang.
Namun rencana tinggal rencana. Jepang justru menggila saat meladeni Spanyol. Walhasil mereka menundukkan Spanyol dengan skor 2-1, terlepas dari gol kontroversial mereka. Kemenangan ini melahirkan 2 arti penting.
Pertama, menempatkan Jepang pada puncak klasemen. Kedua, membuat kemenangan Jerman menjadi tidak berarti, walaupun mereka mampu melesakkan 100 gol ke gawang Kosta Rika.
Konsekuensi yang lebih mengerikan, untuk kedua kalinya pasukan Samurai Biru membuat para pemain Jerman menangis. Dan tangisan kali ini lebih mengerikan, karena martabat mereka sebagai tim kelas dunia terlempar dari peluang merebut juara.
Lembah Tidar, 2 Desember 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H