Akhirnya PSSI secara resmi mengumumkan tentang pelaksanaan Konggres Luar Biasa (KLB). Jika tidak ada aral melintang, konggres akan diselenggarakan pada bulan Maret 2022, sekitar 5 bulan lagi. Langkah ini mungkin menjadi langkah terbaik pasca Tragedi Kanjuruhan yang menelan 135 korban.
Konggres ini pula mungkin sebagai tuntutan mundur pada Iwan Bule dari tampuk kepemimpinan. Tragedi Kanjuruhan mengubur semua langkah yang telah dilakukan Iwan Bule selama menjabat sebagai Ketua PSSI. Sebab jika Iwan Bule tetap keukeuh dengan posisi ini, rasanya tidak akan berhenti desakan padanya untuk mundur dan jika mungkin diseret ke ranah pengadilan.
Sejalan dengan rencana pelaksanaan KLB, maka mulai bertebaran nama-nama yang dianggap mampu menggantikan sosok tersebut. Tak kurang dari nama Erick Thohir yang mempunyai "darah" sepak bola saat sempat memegang Inter Milan, dan kini memegang Oxford United, sebuah klub di Inggris. Selain itu, keanggotaanna dalam IOC membuat dirinya dekat dengan Presiden FIFA.
Belum lagi nama Harry Tanoe sang pemilik MNC sekaligus partai Perindo. Kiprahnya di dunia futsal 2 periode ini membawa angin segar bagi futsal Indonesia. Nama Indonesia kini berdiri sejajar dengan jago-jago futsal Asia. Sebuah prestasi yang luar biasa.
Selain itu muncul pula nama Ratu Tisha. Sosok perempuan lajang yang tidak diragukan lagi komitmennya pada sepak bola. Terpental dari PSSI, malah duduk menjadi wakil Presiden AFF. Sosok pemegang Master of Art FIFA ini sudah menjadi jaminan akan komitmennya. Di luar itu masih ada beberapa nama lagi. Termasuk presiden Madura United, bahkan Kaesang Pangarep.
Dari beberapa nama tersebut, pasti punya plus minus masing-masing. Dan nilai tersebut nanti akan jadi bahan pertimbangan bagi para pemilik suara di PSSI nantinya. Namun satu pertanyaan yang perlu dikaji adalah bagaimana jika ketua yang terpilih tidak mempunyai tulang kuat. Artinya, sang ketua tersebut tidak mempunyai jaringan yang kuat pada semua lini.
Pertanyaan ini jangan dianggap pertanyaan sepele. Bagaimanapun juga kemampuan sang ketua menggunakan jaringan-jaringan yang ada, baik pada pemerintah maupun swasta akan menjadi motor pendorong organisasi ini. Sudah menjadi rahasia umum bahwa ketua beberapa cabang olah raga datang dari kalangan pemerintah. Apalagi pertimbangannya kalau bukan kemampuan mereka untuk menggali dana sekaligus mempermudah semua urusan.
Dengan mendasarkan pada hal tersebut di atas, maka kemampuan itu harus dimiliki oleh sang ketua. Apa artinya seorang ketua dengan reputasi besar tapi tidak mampu melakukan lobby dalam penggalangan dana atau memperlancar kegiatan. Agaknya hal ini perlu menjadi pertimbangan bagi siapa pun yang mempunyai hak suara atas pemilihan ketua PSSI tahun mendatang.
Lembah Tidar, 1 November 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H