Mengharapkan drama Sambo segera berakhir, tentu saja menjadi sesuatu yang tidak mungkin. Perjalanan kasus ini masih panjang. Rangkaian sidang yang harus dijalani oleh Ferdy Sambo dan kawan-kawan, masih sangat panjang, sekaligus masih banyak kemungkinan yang terjadi. Namun siapa pun pasti mengharapkan Ferdy Sambo dan kawan-kawan mendapatkan hukuman setimpal dengan apa ang telah mereka lakukan. Semua ini atas nama keadilan hukum.
Dari beberapa terdakwa dalam kasus Ferdy Sambo, sorotan yang tidak kalah tajam terhadap Bharada E. Sorotan ini semata-mata karena Bharada E lah eksekutor pertama terhadap Brigadir J.Â
Meskipun kemudian dituntaskan oleh Fredy Sambo sendiri. Empat peluru yang dilepas dari pistol Glock di tangan Bharada E, ternyata tidak langsung membuat Brigadir J meninggal.
Dalam perjalanan penelidikan dan penyidikan, terjadi dinamika luar biasa terkait narasi pembunuhan ini. Mulai dari skenario tembak-menembak antara Bharada E dan Brigadir J, gegara tuduhan pelecehan seksual terhadap istri Ferdy Sambo, hingga munculnya pengakuan Bharada E tentang fakta sebenarnya.Â
Ujung-ujungnya Bharada E berpindah ke seberang berhadapan dengan Ferdy Sambo sang pembuat skenario. Langkah ini ditunjukkan dengan statusnya sebagai justice collaborator.
Di tengah-tengah riuhnya penyelidikan, muncul kabar tentang sejumlah uang yang mengalir ke rekening Bharada E. Rekening itu dikabarkan sebagai tanda terima kasih atas apa yang telah Bharada E lakukan untuk Ferdy Sambo.Â
Walaupun pada giliran berikutnya sejumlah uang itu ditarik kembali dengan alasan tertentu. Menurut informasi terakhir, uang tersebut akan diberikan kembali jika situasi sudah "aman."
Keberadaan sejumlah uang ini sepantasnya menjadi pertanyaan besar. Adakah uang ini dijanjikan sebelum penembakan, ataukah diberikan setelah penembakan.Â
Dalam artian, Bharada E tidak mengetahui jika dia akan mendapatkan imbalan karena tindakan ini. Jika Bharada E telah mengetahui janji uang ini, maka bisa jadi hal itu menjadi motivasi dia untuk menuruti permintaan Ferdy Sambo. Apalagi sebelumnya Brigadir RR menolak untuk mengeksekusi Brigadir J.
Namun di atas semuanya, tampaknya sikap tidak berani menolaklah yang menjadi dasar Bharada E melakukan tindakan ini. Dalam segi kepangkatan, maupun senioritas dia berada pada posisi paling bawah.Â
Lagipula keberadaannya di lingkungan Ferdy Sambo termasuk orang baru. Dus, dalam segala hal, posisi Bharada E sangat lemah. Tahu sendiri dalam ketentaraan dan kepolisian, kepangkatan dan kesenioran sangat berpengaruh besar.
Terlepas dari tudingan pihak Ferdy Sambo bahwa Bharada E cenderung cari selamat dengan menempatkan diri sebagai justice collaborator, langkah tersebut patut diacungi jempol. Paling tidak pengakuan Bharada E mampu menghancurkan skenario Ferd Sambo terkait pembunuhan Brigadir J.
Lembah Tidar, 20 Oktober 2022
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H