Bagi Indonesia, Vietnam tak ubahnya musuh bebuyutan dalam olah raga, terutama dalam cabang olah raga. Selalu ada aroma tersendiri saat keduanya bertemu di lapangan. Anggapan itu pun ternyata ada juga di Vietnam. Meskipun secara hitungan Vietnam lebih sering mengalahkan kita dalam berbagai ajang, namun mereka tetap menyimpan rasa ngeri saat harus berhadapan dengan Indonesia.
Vietnam terutama di bawah Park Hang Seo, selalu memandang Indonesia sebagai duri dalam perjalanan mereka. Permusuhan ini pun ada di setiap level baik yunior maupun senior. Mungkin belum hilang dari ingatan kita saat Vietnam dan Thailand mengerjai kita dalam perhelatan AFF U-19 yang lalu. Diakui atau tidak, mereka berdua ngeri dengan anak-anak Garuda, sehingga mereka bela-belain main sepak bola aneh, walaupun pada akhirnya mereka menerima karma, alias tersisih semuanya.
Beberapa hari ini urat leher media Vietnam kembali menegang. Penyebabnya apalagi kalau bukan kekalahan mereka dalam kualifikasi Piala Asia U-2 2023. Kekalahan ini menyebabkan Indonesia mengukir rekor sempurna selama babak kualifikasi sekaligus melenggang mulu ke babak final di Uzbekkistan.
Bagi Vietnam sendiri, kekalahan itu sebenarnya tidak menjadi masalah. Sebab dengan perolehan angkan dan produktivitas golnya mereka tetap berhak mendampingi Indonesia melenggang ke Uzbekistan. Permasalahan yang muncul adalah gengsi karena kekalahan itu. Barangkali sudah tertanam di dada tiap pemain Vietnam bahwa mereka boleh kalah dari tim mana pun, kecuali Indonesia. Hehe ....
Nah kali ini yang bersuara keras adalah Soha.vn yang seakan menjadi corong sepak bola Vietnam. Ungkapan nyinyir mereka tampak saat mengomentari apa yang dilakukan oleh Shin Tae Yong, coach Garuda Nusantara dan Ferarri, kapten Garuda Nusantara. Ucapan dan tingkah laku keduanya dianggap sebagai bentuk kesombongan karena berhasil membekuk Vietnam 3-2 pada laga terakhir kualifikasi Piala Asia 2023 grup F.
Yang pertama disorot oleh Soha.vn apalagi kalau bukan reaksi Shin Tae Yong atas kemenangan itu. Di mata mereka kemenangan pada kelompok umur tidak layak untuk dirayakan dengan berlebihan. Perasaan Shin Tae Yong telah balas dendam akan kejadian sebelumnya pun dianggap tidak pantas. Termasuk keberhasilan anak-anak Garuda Nusantara melakukan sebuah comeback yang luar biasa.
Sorotan lain ditujukan pada ucapan Ferarri, sang kapten saat diwawancarai. Saat itu Ferarri mengatakan bahwa timnas sudah tahu kelemahan Vietnam, sementara para pemain Vietnam salah menilai pemain Indonesia. Selain itu Ferarri juga mengatakan bahwa timnas Indonesia mempunyai mental kuat, sehingga mampu membalikkan keadaan setelah Vietnam memimpin.
Ucapan semacam ini sebenarnya wajar-wajar saja. Tapi barangkali Vietnam dan medianyalah yang baper. Bagaimana tidak baper, kemenangan yang sudah di depan mata saat memimpin 2 -- 1 atas Indonesia mendadak buyar. Tandukan Ferarri dan Rabbani menjadi palu godam yang menyakitkan. Sehingga saat laga berakhir, tampak para pemain Vietnam seakan tidak percaya dengan skor yang ada, 3 -- 2 untuk kemenangan Indonesia.
Seandainya Vietnam yang dalam posisi Indonesia, dalam kondisi tertinggal mampu comeback dengan gemilang, pasti mereka pun akan merayakannya dengan berlebihan. Itu hal yang wajar dalam sebuah pertandingan. Tapi yah mau apa lagi, yang namanya musuh bebuyutan, apapun bisa jadi bahan untuk nyinyir. Termasuk bau sampah yang menyengat di Gelora Bung Tomo yang disampaikan timnas Vietnam. Hehe ... ternyata mereka juga jago mencari kambing hitam.
Lembah Tidar, 24 September 2022