Mengusung segudang optimisme menghadapi leg kedua Liga Champions dini hari tadi, ternyata justru hasil negatif yang didapat. Padahal, dalam laga tersebut kekuatan Atletico Madrid tidak full power. Cedera membekap 8 orang pemainnya.
Tambahan amunisi lain adalah trend positif setelah yang sedang mengalir dalam diri skuad asuhan Rangnick, apalagi kalau bukan kemenangan atas Spurs, 3 - 2. Plus bonus dukungan pemain ke-12, penonton.
Namun di lapangan semua berbicara lain. Justru pasukan Simoene yang mengantongi  39% penguasaan bola, menebar 8 tembakan ke gawang de Gea. Dan hasilnya gol srmta wayang Lodi membenamkan Manchester United ke jurang kekecewaan. Melakoni laga di Old Trafford, justru tragedi yang mereka terima.
Kekalahan ini mengingatkan komentar salah seorang Kompasianer yang mengkhawatirkan nasib Manchester United tak ubahnya mata gergaji. Kalah, menang, kalah, menang san seterusnya. Ternyata setelah sebelumnya mereka menang atas Spurs, kini giliran mereka kalah. Cuma yang bikin ngebes adalah situasi paling krusial, dan di mana srmesta seharusnya mendukung mereka.
Beda dengan pasukan Simeone yang trrjenal punya determinasi tinggi. Terbukti posisi under dog, justru membuat mereka bermain lepas, nothing too lose. Aliran bola nereka menunjukkan ketidaklengkapan tim, buksn masalah. Meski tanpa bintang, ternyata mereka tetap bersinar.
Satu catatan khusus buat Atletico Madrid, beruntung mereka punya Oblak, penjaga gawang tangguh dini hari tadi. Seandainya tidak ada Oblak, mungkin akan berbeda cerita laga dini hari tadi. Sebab, sesunggihnya Oblaklah yang membuat langit di Old Trafford berubah menjadi gelap.
Lembah Tidar, 16 Maret 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H