Dalam perjalanan Liga Primer, terdapat banyak derby yang menyedot perhatian penggemar bola dunia. Setiap laga itu digelar, sapat dipastikan menjadi tontonan menarik bagi siapa pun. Apalagi Liga Primer terkenal dengan persaingan yang begitu sengit di antara klub. Salah satu derby tersengit di liga ini adalah derby Manchester, derby yang menghadirkan rival se kota dengan warna jersey beda mencolok.
Namun derby Manchester yang semula sengit, tampak mulai kehilangan magisnya. Keehadiran pound sterling dari Timur Tengahlah yang menjadi penyebabnya. Pundi-pundi uang yang dibawa Sheik Mansour dengan jumlah tak terbatas, membuat The Citizens sebutan bagi Manchester City berubah menjadi klub elit di Liga Primer.
Nasib sebaliknya justru terjadi pada Manchester United. Lengsernya Sir Alex Ferguson dari kursi manajer Si Setan Merah, sebutan bagi Manchester United, membuat Old Trafford tidak lagi mengerikan bagi siapa pun, termasuk bagi Manchester City. Selain itu, sampai hari ini mereka belum menemukan performa terbaiknya.
Perbedaan nasib ini selanjutnya menggeser perjalanan keduanya. Jika dahulu Manchester United begitu superior di mata Manchester City, kini semua berubah. Seakan sebuah grafik yang menuju titik balik. Dari mulai sering menang, seri, kemudian berubah menjadi sering kalah.
Hal ini terjadi pada laga tadi malam. Pada pekan ke-28, Manchester City menghajar tanpa ampun Manchester United dengan skor 4 -- 1. Penguasaan bola 70% ditambah 24 tembakan ke gawang, menunjukkan superioritas mereka. Dan dampaknya Manchester United pun harus rela menepi dari 4 besar Liga Primer.
Sisi menarik dari derby ini jujur saja mulai bergeser. Saat ini yang muncul di benak public adalah akan berapa banyak gol yang digelontorkan Manchester City ke gawang Manchester United. Karena bagaimanapun juga suasana psikis pemain Manchester United pasti mengalami tekanan saat harus melakoni laga ini. Ujung-ujungnya mereka tidak focus dalam permainan,
Sisi menarik yang muncul kemudian, justru drama-drama yang terjadi seputar pertandingan. Seperti tadi malam, ketidakhadiran  Cristiano Ronaldo dalam derby semalam, menjadi pertanyaan besar. Adalah dia menolak bermain karena sudah terbayang klub yang dibelanya akan menjadi bulan-bulanan lawan.
Kalau kabar yang  beredar sih, Cristiano Ronaldo mengalami cedera saat berlatih. Namun kabar tidak sedap pun muncul terkait hubungan tidak baiknya dengan sang manajer, Ralf Rangnick. Peristiwa penempatan dia di bangku cadangan maupun saat ditarik dari lapangan. Jika benar Cristiano Ronaldo menolak untuk bermain, tampak betapa hebatnya kekuasaan Cristiano Ronaldo di ruang ganti.
Nah, kesimpulannya saya tidak setuju jika dikatakan derby Manchester tidak lagi menarik. Kalau urusan menang kalahnya, sih biar saja. Kita nikmati saja drama-drama yang tersaji di dalam dan luar lapangan terkait derby ini.