Kekhawatiran Brad Maloney, sang pelatih Malaysia akhirnya terbukti. Dalam laga kedua yang dihelat kemarin, 21 Februari 2022, Harimau Malaya dipaksa pulang lebih awal oleh Laos. Salah satu tim yang selama ini menjadi bulan-bulanan dalam setiap perhelatan Piala AFF di level apa pun.
Kekhawatiran itu disampaikan sang pelatih sendiri pasca kekalahan 1 -- 2 pada laga pertama. Sikap percaya diri yang terlalu berlebihan, justru menjadi boomerang bagi mereka. Laos yang tampil di luar dugaan, mampu menjungkirbalikan prediksi siapa pun.
Dampak dari kekalahan pada laga pertama ini pun tak kalah hebatnya. Hujatan dan kekecewaan dari para pendukung membanjiri lewat berbagai media. Tak kurang mantan pengurus FAM pun angkat bicara. Diakui atau tidak, semua ini menjadi beban berat bagi pemain maupun staf kepelatihan.
Sebenarnya dengan hitungan apa pun, tim Laos berada satu level di bawah Malaysia. Selama ini Laos, Kamboja, dan Timor Leste selalu menjadi lumbung gol bagi lawan-lawannya,terutama negara-negara yang kuta dalam sepak bola. Termasuk di antaranya Malaysia. Maka jangan salahkan Harimau Malaya jika mereka sudah berani memastikan satu kaki berada di babak semifinal pasca mundurnya Indonesia dan Myanmar. Kedua negara ini tetap menjadi ancaman serius bagi sang Harimau Malaya.
Namun kenyataan di lapangan berbeda. Agregrat 1 -- 4 yang diderita Harimau Malaya, menjadi bukti kuat hancurnya mereka. Rupanya Laos pun memiliki motivasi yang luar biasa untuk menembus semifinal untuk pertama kalinya. Secara hitungan matematika, tugas Laos relatif ringan. Mereka cukup fokus dengan satu lawan saja, Malaysia. Lain halnya jika Indonesia dan Myanmar masih ada, mereka harus realistis dengan target.
Dan pemeo mengatakan usaha tidak mengingkari hasil. Kemenangan Laos pada laga pertama ternyata berdampak luar biasa bagi mereka. Karena jika kemarin Harimau Malaya yang merasa satu kaki sudah berada di babak semifinal, kini berubah. Justru kaki Laoslah yang sudah menjejak. Karena cukup dengan hasil imbang, kedua kaki Laos akan kukuh di babak semifinal.
Dampak positif dari laga pertama bagi Laos, berbanding terbalik dengan sang Harimau Malaya. Justru beban berat menindih mereka. Sorotan tajam dari publik di negeri Jiran seakan menghakimi mereka. Demikian pula dengan ungkapan pesimistis dari sang pelatih. Maka rasanya tak heran jika akhirnya mereka mengakhiri babak penyisihan dengan hasil minor. Mereka tersingkir dengan kepala tertunduk.
Bagi Laos sendiri, tampilnya mereka di babak semifinal, menjadi sejarah besar bagi sepak bola Laos. Lepas dari ketidakikutsertaan Indonesia dan Myanmar, fakta di lapangan berbicara mereka berdiri kokoh di babak semifinal.
Lembah Tidar, 22 Februari 2022