Mohon tunggu...
agus siswanto
agus siswanto Mohon Tunggu... Guru - tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Raket

Ada "Penyusup" Dalam Semifinal Bulu Tangkis Putra

31 Juli 2021   13:43 Diperbarui: 31 Juli 2021   14:41 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kejutan manis di semifinal tunggal putra bulu tangkis Olimpiade Tokyo 2020, Kevin Cordon (Guatemala) (AFP/ kompas.com)

Dugaan ini tidak mengada-ada. Jika ditelusuri dari 4 orang yang akan berlaga pada babak semi final tunggal putra bulu tangkis Olimpiade Tokyo 2020, ada nama itu. dan sosok itu adalah Kevin Cordon. Sosok yang tidak diperhitungkan sama sekali.

Dari segi apapun tak ada alasan cukup kuat untuk keberadaannya di antara para raksasas bulu tangkis dunia. Dari segi prestasi, dia tidak pernah berhasil melewati babak 16 besar. Asalal negaranya? Guatemala adalah sebuah negara yang tidak mempunyai tradisi bulu tangkis. Peringkat WBF-pun, Cordon berada di kisaran 40-an.

Satu-satunya alasan yang membuat Cordon bisa tampil di semifinal adalah kemampuan membuat kejutan. Kejutan itu tidak main-main, pertama dia mengirim andalan Hong Kong, Ng Ka Long, peringkat 8 WBF.

Kejutan kedua terjadi saat dia mengandaskan asa membumbung pada diri Heo Kwang Hee (Korea Selatan). Dan dia mengalahkan dengan straight set. Padahal beberapa hari sebelumnya Heo Hwang Hee baru berseri-seri saat bisa menyingkirkan Kento Momota. Di matanya Cordon bukan lawan yang patut diperhitungkan. Akan tetapi kenyataan berbicara lain.

Cordon adalah sebuah anomali. Meski nanti dia harus kandas di tangan Axelsen, bukan masalah. Paling tidak dia sudah mampu membuat sejarah bagi perbulutangkisan dunia dan Guatemala sendiri. Tahun 2020, boleh jadi menjadi torehan sejarah bagi Cordon sendiri.

Dalam perjalanan karirnya, bulu tangkis bukanlah tujuan utama Cordon. Layaknya para pemuda di Amerika Latin, sepak bola lebih kuat daya magisnya. Namun takdir berkata lain. Pertemuannya dengan Muamar Qadafi, seorang pelatih bulu tangkis dari Solo, mengubah segalanya.

Dia mulai malang melintang di dunia bulu tangkis, meski dengan prestasi yang tidak terlalu harum. Demikian pula keikutsertaannya dalam Olimpiade. Dia hanya menikmati setiap pertandingan yang dimainkannya. Dan saya hanya bermain, bersenang-senang, poin demi poin untukkebahagiaan saya (kompas.com, 31 Juli 2021)

Ketika Cordon secara mengejutkan tampil di semifinal, tentunya ini sebuah bonus bagi dirinya. Dan boleh jadi hanya akan terjadi sekali dalam hidupnya. Apalagi jika nanti mampu mempersembahkan medali, meski perunggu. Medali ini pun akan menjadi catatan sejarah bagi Guatemala yang nyaris tidak pernah berprestasi saat mengikuti Olimpiade.

Pertandingan Cordon -- Axelsen akan digelar esok hari. Entah berapa pun hasilnya, kita harus menikmatinya. Kita coba untuk mengikuti pola pikir Cordon. Di mana dia menikmati pertandingan demi sebuah kebahagiaan.

Lembah Tidar, 31 Juli 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun