Mohon tunggu...
agus siswanto
agus siswanto Mohon Tunggu... Guru - tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Praveen/Melati Dikalahkan Dirinya Sendiri

28 Juli 2021   09:51 Diperbarui: 28 Juli 2021   10:25 1255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya Zheng Si Wei dan Huang Yaqiong menghentikan Langkah Praven Jordan/ Melati Oktavianti di perempat final ganda campuran Oympiade Tokyo 2020. Hasil ini juga berarti menutup peluang medali Indonesia di ganda campuran.

Saat menerima hasil drawing beberapa hari yang lalu, sebenarnya sudah nampak jalan berat di depan mereka. Secara peringkat pasangan China lebih tinggi, karena mereka adalah pasangan peringkat 1 dunia. Sementara dari rekor pertemuan yang terjadi 9 kali, Praveen/ Melati hanya mampu menang 2 kali.

Namun catatan, tentu saja tinggal catatan. Di lapangan, semua bisa berbeda. Bagi keduanya tidak ada pilihan selain bermain semaksimal mungkin. Dan ternyata pagi ini (28/ 7), mereka harus menyerah dengan straight set (21 -- 17, 21 -- 15).

Dalam pertandingan pagi ini yang berjalan dengan seru, sebenarnya kans untuk menang ada. Hal ini nampak dari perolehan poin yang ada. Meskipun straight set, poin antar keduanya tidak terlalu jauh. Demikian pula saat beberapa kali Praveen/ Melati mampu mengejar ketertinggalan poin.

Ada beberapa catatan bagi Praveen/ Melati pada pertandingan pagi ini:

Praveen/ Melati selalu memulai pertandingan dengan ketinggalan poin. Hal ini tentu sangat berpengaruh secara psikologis. Posisi ini membuat pemain tertekan. Pertama harus mengejar poin, dan sekaligus konsisten dalam permainan.

Posisi keduanya sering bertabrakan bahkan saling menunggu. Beberapa kali nampak Praveen dalam posisi sulit saat mengambil bola. Bola yang seharusnya diambil oleh Melati justru di lepas, namun adakalanya bola yang harusnya milik Praveen malah diambil.

Situasi ini nampak pada gesture Praveen saat harus mengambil bola tersebut. Nampak ada perasaan kecewa di wajahnya. Padahal seharusnya tidak boleh terjadi. Hal ini mengingat pasangan ini sudah cukup lama disatukan. Selain itu, beberapa gelar telah diraihnya.

Penempatan bola sering tanggung. Penempatan bola yang tanggung, menjadi bumerang bagi keduanya. Entah penempatan itu karena posisi saat mengambil bola tidak nyaman, atau bentuk serangan yang tanggung.

Dalam situsai semacam ini, tak heran jika psangan China dengan mudah menghujani Praveen/ Melati dengan smash-smash keras. Dalam situasi semacam inilah sering Praveen/ Melati kehilangan posisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun