Tak banyak generasi muda yang tahu dengan sepak terjang Sutan Syahrir. Pengetahuan mereka hanya terbatas saat beliau bejuang di bawah tanah dalam menghadapi pendudukan Jepang dan aksinya saat menjabat Perdana Menteri setelah kemerdekaan dalam perundingan Linggajati.
Selebihnya tidak ada lagi. Bahkan saat beliau meninggal dalam kesunyian di Zurich, Swiss, tak pula mereka ketahui. Padahal Sutan Syahrir adalah tiga serangkai yang aktif dalam pembentukan negara ini. Tak salah jika Chairil Anwar sang penyair hebat negeri ini mengabadikannya dalam puisi yang berjudul Karawang -- Bekasi.
Dalam salah satu bagian puisinya Chairil Anwar bercerita tentang sosok Sutan Syahrir:
"Kenang, kenanglah kami,
Teruskan,teruskan jiwa kami,
Menjaga Bung Karno, menjaga Bung Hatta, menjaga Bung Sjahrir
Kami sekarang mayat,
Berilah kami arti,
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian"
Ungkapan ini menunjukkan bahwa tiga serangkai itu adalah fakta yang tak terbantahkan. Peran mereka saling mengisi dalam membangun negeri ini. Namun entah mengapa ujung perjalanan Sutan Syahrir justru bertemu di jalan bunti yang sunyi.