Mohon tunggu...
agus siswanto
agus siswanto Mohon Tunggu... Guru - tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sekolah Swasta Pelengkap Pendidikan Indonesia

4 Mei 2021   13:10 Diperbarui: 5 Mei 2021   10:15 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak dapat dipungkiri bahwa kenyataan inilah yang terjadi di beberapa daerah. Keberadaan sekolah-sekolah swasta perlahan tumbang satu persatu. Sebuah realita yang begitu miris jika dikaitkan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun ini, 2 Mei 2021.

Padahal, sebenarnya sekolah swasta hendaknya menjadi mitra dalam mencerdaskan bangsa ini. Keberadaannya menjadi elemen penting dalam sebuah sistim. Sumbangsih mereka tidak kecil dalam menghasilkan orang-orang hebat di negeri ini.

Namun kembali, semua itu terjadi puluhan tahun yang lalu. Saat sekolah negeri masih laksana jamur di musim kemarau, masih sangat jarang. Maka bukanlah hal yang mengherankan jika banyak orang hebat di negeri ini justru berasal dari sekolah-sekolah swasta yang hebat di jamannya. Bahkan mereka mampu berdiri sejajar dengan sekolah negeri yang ada pada saat itu.

Pemandangan yang terjadi saat ini, sangat jauh berbeda. Beberapa sekolah swasta yang hebat di jamannya, harus melakukan berbagai daya upaya untuk bertahan. Walaupun memang saat ini harus diakui masih ada sekolah swasta yang mampu bersaing atau bahkan melampaui sekolah negeri dalam urusan prestasi. Namun secara presentase sangat kecil, jika dibandingkan dengan sekolah swasta yang dalam kondisi memprihatinkan.

Penambahan Rombongan Belajar di Sekolah Negeri

Salah satu faktor penyebab perubahan ini adalah penambahan rombongan belajar di sekolah-sekolah negeri. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa hampir setiap tahun sekolah-sekolah negeri selalu membuka rombongan belajar baru. Termasuk di antaranya pembukaan sekolah negeri baru di berbagai tempat.

Meskipun katanya telah ada koordinasi dengan Dinas Pendidikan setempat, langkah ini bak hantaman tsunami bagi sekolah-sekolah swasta. Iming-iming uang sekolah gratis menjadi daya tarik luar biasa bagi sebagian besar orang tua siswa. 

Maka tak mengherankan jika mereka berbondong-bondong menyerbu sekolah negeri tanpa mempertimbangkan kualitas pendidikan yang ada. Sedangkan sekolah swasta mereka tempatkan entah di urutan ke berapa.

Pengangkatan Guru Swasta menjadi CPNS

Faktor yang tak kalah menarik adalah saat Penerimaan CPNS Guru yang dilakukan oleh pemerintah. Berkaitan langsung atau tidak, ternyata hal ini pun menjadi gempa hebat bagi sekolah-sekolah swasta. Mungkin masih belum hilang dari ingatan kita, saat terjadi eksodus guru-guru sekolah swasta ke sekolah negeri pada tahun 2005.

Aturan yang berlaku saat itu, bahwa setiap Guru Bantu yang lolos menjadi CPNS Guru harus mengajar di sekolah negeri. Yang terjadi kemudian sangat luar biasa. Ada sebuah sekolah swasta yang harus kehilangan 90% gurunya gegara diterima menjadi CPNS Guru. Sebuah kerugian yang sangat besar bagi sekolah tersebut. Sebab mereka yang mengikuti eksodus adalah guru-guru senior, tulang punggung utama dari sekolah tersebut.

Maka tidak mengherankan saat seorang kepala di sekolah swasta harus geleng-geleng kepala, saat sang guru minta ijin untuk ikut tes penerimaan CPNS Guru. Terbayang dengan jelas di benaknya, apa yang akan terjadi jika sang guru itu diterima menjadi CPNS Guru. Di sisi lain, dia tidak kuasa menolak permohonan ijin tersebut, karena ini berkaitan dengan jenjang karir.

Pembukaan Sekolah-Sekolah Baru di Daerah

Langkah pembukaan sekolah-sekolah baru di daerah tentu saja bukan sebuah kesalahan bagi pemerintah. Tuntutan dari Undang-Undang lah yang mengharuskan pemerintah mempersiapkan sarana prasana pendidikan bagi rakyat.

Namun langkah pemetaan yang kurang tepat, tak jarang justru menjadi boomerang bagi dunia pendidikan. Sekolah-sekolah swasta yang selama ini menjadi ujung tombak pendidikan di daerah itu, harus berhadapan dengan sekolah negeri dengan segala kelebihannya. Selain sarana dan prasaran yang mendukung, iming-iming uang sekolah gratis menjadi sihir yang luar biasa.

Sederetan fakta di atas hendaknya menjadi pertimbangan serius bagi pemerintah. Menempatkan sekolah swasta sebagai mitra dalam membangun anak bangsa hendaknya yang dikedepankan. Mengembalikan para guru yang diterima menjadi CPNS Guru ke sekolah asal, mungkin dapat membantu mereka dalam mempertahankan diri dari kehancuran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun