Penulis : Agus Setyadi
BERSAMA keluarganya, Eva bercengkrama di atas hamparan pasir putih. Ia tidak peduli terik mentari yang menyengat badannya. Tak hanya bermain-main pasir, ia juga nyemplung ke laut: mandi dan snorkling. Di lain waktu, Eva menyusuri pelbagai sudut pantai itu. Ia menyukai pepohonan yang tumbuh di pinggir laut yang menonjolkan akar-akar. Baginya, akar yang menjulang di air menambah daya tarik tersendiri berkunjung ke pantai ini, Pantai Lhok Mee.
“Saya terpesona dengan keindahan Pantai Lhok Mee,” kata Eva pada sebuah siang di pertengahan Maret lalu.
Akhir pekan itu, ia sengaja mengunjungi Lhok Mee, hanya sekedar melepaskan kerinduannya pada pasir putih dan laut biru yang segar. “Indah sekali, saya rutin mengunjunginya,” ujar Eva.
Pantai Lhok Mee terletak sekitar 36 kilometer di timur Kota Banda Aceh. Mengendarai kendaraan bermotor, pantai ini bisa dijangkau dalam waktu 30 menit. Pantai ini tersembunyi di balik pegunungan, yang lazim dikenal dengan sebutan Bukit Suharto.
Jalan menuju ke sini berbukit-bukit, dengan pemandangan hijau yang menyegarkan mata. Melemparkan pandangan ke arah laut di sisi kanan, Anda akan menemukan hamparan luas perairan Aceh yang berwarna biru. Jika cuaca cukup mendukung, Anda bisa menemukan Pulau Weh atau Sabang.
Untuk masuk ke pantai ini, Anda harus membayar tiket sebesar Rp5.000 untuk kendaraan roda dua. Begitu tiba di lokasi pantai, Anda akan disambut hamparan pasir putih yang menggoda. Sayangnya, banyak sampah yang merusak keasrian pantai perawan itu.
Di sini, Anda bisa melakukan pelbagai hal: mandi atau sekadar bermain pasir. Namun, jika membawa peralatan snorkling, lokasi ini sangat cocok. Eva menyebutkan, banyak biota laut yang bisa ditemukan kala snorkling. Sayangnya, tidak ada tempat penyewaan peralatan snorkling di lokasi ini.
Di sudut lain, sejumlah pepohonan tumbuh di dalam laut. Akar-akarnya yang menjulang tinggi menambah daya tarik tersendiri. Biasanya, lokasi ini sering dijadikan sebagai subyek foto para pelancong.
Pantai pasir putih Lhok Mee belum digarap secara maksimal. Minim fasilitas dan lokasi yang agak kotor menyebabkan arus wisatawan ke sini tidak terlalu banyak. Jika pantai yang masih alami ini digarap serius, banyak wisatawan yang berkunjung sehingga mendongkrak perekonomian warga.
“Sebelum tahun 2008, pantai ini lebih indah lagi,” kata Fatma Zuhra, seorang pengunjung lainnya. “Pemerintah harus mengelola pantai pasir putih ini, agar keindahannya terjaga.” [Tulisan ini telah dimuat dimajalah Wisata Aceh]