Film yang digarap oleh Anthony E. Zuiker ini menceritakan tentang kejahatan yang terjadi di dunia maya. Film ini dibuat bagi masyarakat dunia yang aktifberaktifitas di jejaring sosial agar lebih berhati-hati dalam mengakses akun jejaring sosialnya tersebut.
Film yang dibintangi oleh Chloe Jocelyn, seorang agen FBI yang bertugas di Divisi Kejahatan Cyber. Walaupun selama ini dia dianggap bekerja dengan baik, namun tiba-tiba dia dituduh oleh atasannya telah mengkhianati pekerjaannya tersebut. Chloe pun langsung dipenjarakan oleh atasannya tanpa penyebab yang jelas.
Chloe benar-benar tidak merasa mengkhianati pekerjaannya, dan tidak menyadari bahwa akun-akun Chloe di berbagai jejaring sosial telah dibajak oleh seorang penjahat dunia maya, dia adalah Gustov Dobreff. Gustov Dobreff menjalankan kejahatan terhadap agen FBI karena dia pernah ditangkap oleh Chloe di Ukraina, yang memang bekerja pada bidang kejahatan cyber.
Namun pada akhirnya, Chloe Jocelyn berhasil melarikan diri dari penjara sebagai bentuk pembersihan nama baik dirinya yang selama ini telah bekerja di FBI. Karena pengalaman yang sangat baik, akhirnya Chloe menyadari bahwa akun-akun yang mengatasnamakan dirinya tersebut adalah Gustov Dobreff. Setelah mengetahui siapa di balik pencemaran nama baik dirinya, Chloe pun mengajak dua orang agen FBI, mereka adalah Frank Parker dan Chase Rosen. Chloe mengajak Frank dan Chase Rosen karena kedua orang tersebut dianggap telah mengetahui ilmu-ilmu yang dipakai oleh seorang pembajak akun jejaring sosial. Setelah mengetahui modus Gustov, akhirnya peperangan di dunia maya pun terjadi.
Bagian yang tidak boleh dilewatkan adalah ketika Gustov menyuruh Chloe untuk menjalankan aplikasi yang dibuat oleh Gustov, lalu memaksa Chloe untuk menekan tombol ‘ENTER’ pada komputernya, sehingga aktifitas dunia maya di seluruh dunia pun akan berhenti total.
Inti dari diterbitkannya film Cybergeddon ini adalah untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya keamanan dan kepatuhan pengguna jejaring sosial dalam beraktifitas di dunia maya. Selain itu, penggunaan kata sandi pada akun jejaring sosial diharapkan menjadi privasi tersendiri, agar tidak dapat diketahui oleh siapa pun yang berniat menjalankan aksi kejahatan.
