Seorang dosen sering kali terjebak dalam rutinitas akademik. Tetapi ketika diundang ke Malam Keakraban (Makrab), saya mendapati sesuatu yang lebih besar dari sekadar acara hiburan mahasiswa. Dalam acara Makrab kita menyaksikan wajah-wajah muda dengan semangat membara yang menginginkan kebersamaan, tetapi tak jarang masih canggung menyuarakan perasaan.
Makrab bukan hanya agenda tahunan yang wajib ada dalam kalender program studi. Lebih dari itu, ini adalah miniatur dari perjalanan hidup. Tema makrab PGSD UM Kuningan Kali ini, Menumbuhkan Rasa Kekeluargaan Guna Membangun Kebersamaan. Diselenggarakan di Objek Wisata Balong Dalem, 13 - 15 Desember 2024. Makrab seolah berbicara kepada kita semua, apa sebenarnya arti kebersamaan dan kekeluargaan?
Keluarga adalah tempat kita belajar menerima perbedaan, memahami emosi, dan menumbuhkan empati. Di sinilah mahasiswa PGSD belajar membangun karakter, bukan hanya sekadar ilmu. Sebagai calon guru, mereka kelak akan menjadi "orang tua kedua" bagi anak-anak di sekolah. Maka, mengajarkan rasa kekeluargaan sejak dini adalah bekal berharga untuk perjalanan mereka.
Di acara Makrab, ada sesi perkenalan yang tak biasa. Mahasiswa baru, yang biasanya malu-malu di kelas, justru tampak lebih hidup saat menyampaikan pengalaman hidup mereka. Bahkan, saya terkejut mendengar seorang mahasiswa menceritakan perjuangannya meraih mimpi meski keterbatasan finansial.
Lalu, ada sesi permainan yang penuh gelak tawa. Permainan sederhana yang di seting oleh panitia, atau ice breaking. Ternyata menyimpan pesan mendalam, kita butuh orang lain untuk menyelesaikan sesuatu. Bahkan untuk meriah kesuksesan. Karena kebersamaan itu mahal, lebih mahal dari sikap egoisme individu.
Namun, yang paling menyentuh hati adalah biasanya ada sesi api unggun. Di bawah langit malam yang penuh bintang, mahasiswa saling berbagi cerita dan harapan. Mereka seperti menghapus sekat-sekat yang sebelumnya tak terlihat. Seorang mahasiswa senior bahkan berkata, "Kita bukan hanya teman kuliah, kita adalah keluarga besar yang saling mendukung."
Makrab bukan sekadar acara. Ini adalah investasi rasa. Ketika rasa kekeluargaan tumbuh, kebersamaan menjadi tak ternilai. Seperti tanaman yang dirawat dengan cinta, ia akan memberikan buah di masa depan.
Sebagai dosen kami merasa bangga sekaligus tertantang. Apakah kita sudah cukup memfasilitasi mahasiswa untuk terus menumbuhkan rasa kebersamaan? Makrab hanyalah awal. Kebersamaan ini harus terus kita jaga, bukan hanya di kampus, tetapi juga saat mereka kelak menjadi pendidik.