Mohon tunggu...
Agus Saefudin
Agus Saefudin Mohon Tunggu... Guru - Guru Teknik Audio Video SMK Negeri 2 Bawang Kab. Banjarnegara Prov. Jawa Tengah

flying to distance with the soft symphony.... hidup itu indah maka jalani dengan senyum dan cinta serta berbagillah karena manusia yang berharga adalah yang memiliki arti bagi sesamanya...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

SMK: Sekolah Mencetak Kuli?

10 Agustus 2015   10:22 Diperbarui: 4 April 2017   16:41 6412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Unit produksi SMK sejak awal diharapkan menjadi salah satu alternatif dan pendekatan melahirkan dunia usaha di lingkungan SMK, dengan memberdayakan seluruh aset dan potensi yang dimiliki SMK. Profil unit produksi SMK meliputi: (1) struktur organisasi: adanya struktur organisasi yang terintegrasi dengan struktur organisasi sekolah; (2)sumber permodalan: sistem permodalan melibatkan warga sekolah/stake holder termasuk siswa; (3) program: perencanaan kegiatan unit produksi dengan: (a) menerapkan konsep-konsep manajemen produksi, manajemen SDM, akuntansi keuangan, dan pemasaran, (b) kegiatan produksi terintegrasi dengan proses belajar mengajar, (c) kegiatan unit produksi menjadi alternatif pelaksanaan praktik kerja industri dan sebagai proses pelatihan kewirausahaan, (d) pemasaran produk melibatkan seluruh warga sekolah dan stake holder, termasuk alumni; (4) pengelolaan profit: profit terdistribusi dengan persentase yang disepakati bersama warga sekolah, mendukung dana operasional sekolah, pengembangan SDM, kegiatan sosial kemasyarakatan; (5) pembukuan dan pertanggungjawaban keuangan dilakukan mengikuti Standar Akuntansi Keuangan. Audit keuangan minimal satu kali dalam 3 bulan oleh tim audit yang dibentuk bersama warga sekolah, laporan pertanggungjawaban keuangan unit produksi dilakukan minimal setiap akhir tahun akademik.

 

5. Jaringan Mitra Industri yang Handal

Karakteristik pendidikan kejuruan menurut Djohar (2007:1295-1297) adalah sebagai berikut:

  1. Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang memiliki sifat untuk menyiapkan penyediaan tenaga kerja. Oleh karena itu orientasi pendidikannya tertuju pada lulusan yang dapat dipasarkan di pasar kerja.
  2. Justifikasi pendidikan kejuruan adalah adanya kebutuhan nyata tenaga kerja di dunia usaha dan industri.
  3. Pengalaman belajar yang disajikan melalui pendidikan kejuruan mencakup domain afektif, kognitif, dan psikomotorik yang diaplikasikan baik pada situasi kerja yang tersimulasi lewat proses belajar mengajar, maupun situasi kerja yang sebenarnya.
  4. Keberhasilan pendidikan kejuruan diukur dari dua kriteria, yaitu keberhasilan siswa di sekolah (in-school success), dan keberhasilan siswa di luar sekolah (out-of school success). Kriteria pertama meliputi keberhasilan siswa dalam memenuhi persyaratan kurikuler, sedangkan kriteria kedua diindikasikan oleh keberhasilan atau penampilan lulusan setelah berada di dunia kerja yang sebenarnya.
  5. Pendidikan kejuruan memiliki kepekaan/daya suai (responsiveness) terhadap perkembangan dunia kerja. Oleh karena itu pendidikan kejuruan harus bersifat responsif dan proaktif terhadap perkembangan ilmu dan teknologi, dengan  menekankan kepada upaya adaptabilitas dan fleksibilitas untuk menghadapi prospek karir anak didik dalam jangka panjang.
  6. Bengkel kerja dan laboratorium merupakan kelengkapan utama dalam pendidikan kejuruan, untuk dapat mewujudkan situasi belajar yang dapat mencerminkan situasi dunia kerja secara realistis dan edukatif.
  7. Hubungan kerjasama antara lembaga pendidikan kejuruan dengan dunia usaha dan industri merupakan suatu keharusan, seiring dengan tingginya tuntutan relevansi program pendidikan kejuruan dengan tuntutan dunia usaha dan industri.

Dengan memperhatikan karakteristik SMK di atas maka jaringan kemitraan antara SMK dengan dunia usaha/industri menjadi keniscayaan yang tidak dapat diabaikan.

Peran industri semakin penting bagi SMK karena perkembangan teori pendidikan dan pembelajaran kejuruan lebih banyak menempatkan DUDI sebagai tempat belajar cara kerja yang efektif. Ada dua teori belajar di tempat kerja yang pokok yang terkait dengan DUDI, yaitu situated learning dan work-based learning (belajar berbasis tempat kerja). Kerjasama sekolah dan industri harus dibangun berdasarkan kemauan dan saling membutuhkan. Pihak dunia kerja dan industri seharusnya menyadari bahwa pihak industri tidak akan mendapatkan tenaga kerja siap pakai yang mereka perlukan dengan persyaratan yang dikehendaki, tanpa membangun program pendidikan bersama. Perencanaan kurikulum dan praktiknya bisa disusun dengan pihak industri.

SMK unggul membangun jaringan yang luas dengan dunia usaha/industri sebagai mitra dalam menyelenggarakan pembelajaran agar dihasilkan lulusan yang berkualitas dan siap kerja. Sebagaimana amanah Undang-undang bahwa SMK diberi kepercayaan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang siap memasuki dunia kerja dan menjadi tenaga kerja yang produktif. Lulusan SMK idealnya merupakan tenaga kerja yang siap pakai, dalam arti langsung bisa bekerja di dunia usaha dan industri.

Fungsi dunia usaha/industri dalam proses pembelajaran, di antaranya:

(1) sebagai tempat praktik kerja industri yang diharapkan apat memberikan gambaran nyata kepada siswa SMK tentang dunia kerja sebenarnya;

(2) dunia usaha/industri sebagai tempat magang kerja. Sistem magang merupakan sistem yang cukup efektif untuk mendidik dan menyiapkan seseorang untuk memperdalam dan menguasai keterampilan yang lebih rumit yang tidak mungkin atau tidak pernah dilakukan melalui pendidikan massal di sekolah. Dalam sistem magang seorang yang belum ahli (novices) belajar dengan orang yang telah ahli (expert) dalam bidang kejuruan tertentu. Sistem magang juga dapat membantu siswa SMK memahami budaya kerja, sikap profesional yang diperlukan, budaya mutu, dan pelayanan konsumen; dan

(3) industri sebagai tempat belajar manajemen industri dan wawasan dunia kerja. Dunia usaha/industri dimanfaatkan oleh sekolah sebagai tempat pembelajaran tentang manajemen dan organisasi produksi. Siswa SMK kadang-kadang melakukan pengamatan cara kerja mesin dan produk yang dihasilkan dengan secara tidak langsung belajar tentang mutu dan efisiensi produk. Selain itu siswa juga belajar tentang manajemen dan organisasi industri untuk belajar tentang dunia usaha dan cara pengelolaan usaha, sehingga mereka memiliki wawasan dan pengetahuan tentang dunia usaha. Melalui belajar manajemen dan organisasi ini juga bisa menambah wawasan siswa pada dunia wirausaha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun