Mohon tunggu...
Agus Saefudin
Agus Saefudin Mohon Tunggu... Guru - Guru Teknik Audio Video SMK Negeri 2 Bawang Kab. Banjarnegara Prov. Jawa Tengah

flying to distance with the soft symphony.... hidup itu indah maka jalani dengan senyum dan cinta serta berbagillah karena manusia yang berharga adalah yang memiliki arti bagi sesamanya...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

SMK: Sekolah Mencetak Kuli?

10 Agustus 2015   10:22 Diperbarui: 4 April 2017   16:41 6412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kurikulum merupakan salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan nasional. Kurikulum berfungsi sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan ajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Kurikulum diperlukan untuk membantu guru dalam mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan dari berbagai berbahan kajian. Kurikulum yang dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran disusun melalui proses yang komprehensif dan sistematis. Dengan demikian, dalam pengembangan kurikulum perlu diterapkan pedekatan menyeluruh secara sistematik dan sistemik.

Sekolah Menengah Kejuruan mempunyai kekhususan. Kekhususan tersebut terletak pada mata pelajaran produktif. Seperti halnya mata pelajaran lain, standar isi (SI) dan standar kompetensi lulusan (SKL) mata pelajaran produktif juga perlu dikaji. Kegiatan kajian diusulkan agar dilakukan dengan melibatkan para guru dan dosen berpengalaman industri, para profesional DU/DI dalam bidangnya serta asosiasi profesi terkait. Pelibatan mantan anggota Kelompok Bidang Keahlian (KBK) pada Majelis Pendidikan Kejuruan Nasional (MPKN) sangat disarankan. Buram final perlu disebar-luaskan secara terbuka kepada para pemangku kepentingan untuk mendapat masukan. Mengingat KTSP SMK harus mengacu pula pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), sedangkan belum semua program keahlian memiliki SKKNI, perlu upaya sinergis dengan BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) untuk penyusunan SKKNI terkait yang belum terbit.

Berdasarkan analisis pelaksanaan di lapangan, penambahan mata pelajaran pada kelompok normatif (Seni Budaya) dan pada kelompok adaptif (Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ilmu Pengetahuan Alam) berdampak pada beban belajar peserta didik di sekolah menengah kejuruan di satu sisi, di sisi lain berkurangnya alokasi waktu untuk mata pelajaran produktif. Sehingga beban jumlah jam belajar dengan perbandingan alokasi waktu tatap muka, praktik sekolah dan praktik industri (1:2:4) berimplikasi pada penyediaan waktu lebih banyak dari yang diamanatkan pada standar isi (mengakomodasi jumlah jam perminggu maksimum 40 jam). Oleh karena itu jam real praktik disekolah dan industri harus dihitung serta melakukan penambahan jumlah jam pelajaran lebih dari 4 jam pelajaran untuk memenuhi pencapaian standar kompetensi lulusan.

 

6. Produk SMK yang Tak Didukung

Kegiatan pembelajaran SMK yang efektif adalah berbasis kompetensi dan berbasis produksi. Dengan demikian siswa SMK diharapkan mampu menghasilkan proyek yang berupa produk atau jasa sesuai dengan kompetensi keahlian yang dipelajari.  Unit poduksi yang merupakan elemen penting SMK yang menjadi ciri khusus dan membedakan dengan pendidikan menengah lainnya mempunyai peran yang strategis dalam memperkenalkan dan memasarkan produk SMK.

Contoh paling nyata berkaitan dengan Esemka yang merupakan salah satu produk siswa SMK yang dibanggakan. Esemka adalah produk mobil nasional hasil rakitan siswa-siswa Sekolah Menengah Kejuruan yang bekerja sama dengan institusi dalam negeri dan beberapa perusahaan lokal dan nasional. Kandungan komponen lokal (dalam negeri) berkisar antara 50%-90%. Namun faktanya, mobnas Esemka terengah-engah mencoba menghirup nafas dalam gempuran mobil Jepang. Esemka yang digadang-gadang oleh Jokowi menjadi serupa Timor nampak mangkrak. Lebih lagi pemerintah nampak masa bodoh. Dengan dikeluarkannya kebijakan mobil murah, seperti menikam mati produksi hasil tangan-tangan siswa SMK. Sudah empat hari mobil Esemka buatan PT Solo Manufaktur Kreasi dipamerkan di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat. Hingga hari ini baru 3 unit mobil Esemka yang berhasil terjual di acara Pameran Produk Dalam Negeri 2013. Marketing PT Solo Manufaktur Kreasi Tri Yuli Puspitarini mengatakan sejak mengikuti pameran di JCC, 4 hari lalu sampai saat ini baru 3 unit mobil Esemka yang laku terjual (berita: finance.detik.com).

 

Menuju SMK Bisa! yang Unggul

 

Membangun sekolah unggul sebagaimana slogan SMK Bisa ! dan unggul dalam segala hal termasuk menghasilkan lulusan yang kompeten yang kompetetif dalam persaingan global dan dunia kerja bahkan mencetak wirausahawa muda adalah  sebuah kalimat yang mudah diucapkan tetapi sulit untuk dicapai. Tetapi kata sulit belum tentu tidak bisa bahkan sangat mungkin dicapai jika direncanakan secara matang dan direalisasikan dengan penuh dedikasi dan loyalitas demi mewujudkan generasi penerus yang tangguh. Sesuai dengan pengertian dasarnya, sekolah unggul (effective school) berarti sekolah yang memiliki kelebihan, kebaikan, keutamaan jika dibandingkan dengan yang lain, maka dalam konteks ini sekolah unggul mengandung makna sekolah model yang dapat dirujuk sebagai contoh bagi kebanyakan sekolah lain karena kelebihan, kebaikan dan keutamaan serta kualtas yang dimilikinya baik secara akademik maupun non akademik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun