Mohon tunggu...
Agus Saefudin
Agus Saefudin Mohon Tunggu... Guru - Guru Teknik Audio Video SMK Negeri 2 Bawang Kab. Banjarnegara Prov. Jawa Tengah

flying to distance with the soft symphony.... hidup itu indah maka jalani dengan senyum dan cinta serta berbagillah karena manusia yang berharga adalah yang memiliki arti bagi sesamanya...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

SMK: Sekolah Mencetak Kuli?

10 Agustus 2015   10:22 Diperbarui: 4 April 2017   16:41 6412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembelajaran pada SMK unggul memandang bahwa semua siswa mempunyai potensi untuk berkembang sehingga kata kunci yang dipegang adalah tidak ada produk gagal. Hal ini berarti bahwa semua siswa dididik dengan berorientasi pada tujuan SMK dengan berbasis kompetensi kerja sesuai kebutuhan tenaga kerja dan berbasis proyek. Dengan demikian lulusan SMK diharapkan merupakan tenaga kerja terampil yang siap pakai. Pembelajaran SMK unggul dapat dicapai dengan baik jika didukung oleh beberapa faktor, diantaranya:

  1. Kepemimpinan kepala sekolah visioner dan berwawasan luas;
  2. Guru profesional dan kompeten;
  3. Sarana dan prasarana serta peralatan praktik yang memadai sesuai dengan dunia usaha/industri;
  4. Pendekatan pembelajaran yang digunakan berpusat pada siswa (student centered learning);
  5. Pembelajaran mata pelajaran kejuruan/produktif berbasis kompetensi dan proyek sesui dengan standar industri dengan memperhatikan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik;
  6. Pembiasaan budaya kerja unggul baik disiplin, kejujuran, ketertiban, kerja sama dan tanggung jawab;
  7. Pelaksanaan praktik kerja industri (prakerin)/pendidikan sistem ganda yang efektif pada dunia usaha/industri yang relevan dengan kompetensi keahlian yang dipelajari untuk memberikan gambaran nyata dunia kerja;
  8. Dukungan profesonal/praktisi dunia usaha/industri dalam pembelajaran sebagai guru tamu yang memberikan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir sesuai tuntutan dan kebutuhan dunia kerja.

Ada 5 (lima) indikator yang menunjukkan pembelajaran pada SMK unggul, yaitu:

1. Pembentukan Karakter (Charater Building)

Manusia pada hakikatnya terdiri dari 2 sisi, yaitu; jasmani & rohani. Kedua sisi tersebut, selayaknya harus tersentuh proses pembelajaran dalam hidup manusia. Apabila porsi pendidikan terhadap 2 sisi tersebut tidak seimbang (terutama pada sisi rohani), maka akan terjadi krisis akhlak yang didalamnya tidak ada lagi kejujuran, kepedulian, tanggung jawab, saling menghargai dll.Character Building adalah bidang studi yang memenuhi kebutuhan rohani setiap manusia. Tapi pada saat ini, kenyataannya pendidikan/materi akhlak menjadi satu dengan materi akidah, yaitu dalam bidang studi agama.

2. Agen Perubahan (Agent of Change)

Sekolah semestinya menjadi agen perubahan. Roh ini sepertinya telah luntur, bahkan sudah merasuk keparadigma masyarakat. Bahwa sekolah unggulan adalah sekolah yang murid-muridnya pandai dan baik, serta untuk masuk kesekolah tersebut butuh biaya yang mahal. Sekolah jeblok adalah sekolah yang murid-muridnya bodoh dan  nakal atau anak buangan (yang tidak diterima masuk sekolah unggulan).Dalam hal ini, Bukankah sebuah sekolah dibangun untuk mencerdaskan anak yang bodoh, serta membuat baik anak yang nakal.  Dengan menerapkan Multiple Intelegence Research kepada setiap siswa pada tiap tahun, ternyata tidak semua siswa bodoh. Setiap siswa memiliki kecenderungan kecerdasan dan gaya belajar yang beragam dan patut dihargai. 

3. Proses Terbaik (The Best Process)

Konsekuensi Agent of Change adalah proses pembelajaran yang terbaik. Proses pembelajaran ini harus mengandung kekuatan emosi positif dari proses awal hingga akhir pembelajaran harus benar-benar menyentuh perasaan siswa. Jika hal ini terjadi, maka akan menimbulkan penjiwaan dari siswa tersebut dan pelajaran tersebut akan terekam dalam memory jangka panjang.

4. Guru Terbaik (The Best Teacher)

Ada 3 hal yang menentukan untuk menjadi guru terbaik yang dapat memberikan pembelajaran optimal bagi siswanya sehingga dihasilkan lulusan berkualitas dan paripurna, yaitu: (1) guru sebagai fasilitator, memfasilitasi dengan memberi porsi yang besar kepada siswa dalam proses pembelajaran sehingga pemikiran siswa dapat tumbuh kembang dengan optimal; (2) guru sebagai katalisator, akan terus memantik kemampuan siswa termasuk bakatnya, terutama pada siswa yang lamban dalam memahami pelajaran; dan (3) guru harus dapat menyesuaikan gaya mengajarnya dengan gaya belajar siswa, apabila proses teaching style dengan learning style sesuai maka akan muncul kondisi sebenarnya dimana tidak ada pelajaran yang sulit dan semua siswa dapat menerima pelajaran dari guru.

5. Manajamen Sekolah (School Management)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun