Berkenaan dengan Hari Raya Kurban ini, ada sebuah cerita yang pernah saya dengar dan juga pernah juga saya baca. Saya ingin menceritakan kembali dengan kalimat sendiri semoga tidak mengurangi artinya.
Di beberapa daerah, banyak yang punya pemikiran bahwa Hewan Kurban itu nanti pada hari Akhir akan menjadi Tunggangan bagi yang berkurban di Hari raya Iedul Qurban. Seorang Juragan kaya dari sebuah kampung, berkeinginan untuk berkurban pada Hari Raya Iedul Adha ini. Kebetulan anggota keluarga Sang Juragan ini berjumlah 8 Orang. Salah satu diantaranya masih Balita. Sang Juragan Berpikir tentu Sapi satu ekor bisa untuk 8 orang ini, kan ada yang masih balita jadi cukup lah 1 ekor sapi untuk 8 orang ini.
Sang Juragan, untuk menyakinkan diri, ingin meminta pendapat dari Kyai Jono. Maka berkunjunglah Juragan ke rumah Kyai Jono.
"Kyai, saya ingin berkurban untuk keluarga saya yang 8 orang, 1 diantaranya kan masih balita, Jadi boleh nggak saya berkurban seekor sapi untuk 8 orang ini ?", Tanya Juragan.
"Juragan, Seekor sapi, sesuai dengan yang ada di kitab itu hanya untuk 7 Orang. Jadi Tidak bisa kalau digunakan untuk atas nama 8 Orang", jawab Kyai Jono.
"Walaupun seorang diantaranya Masih balita, Kyai ?", tanya Juragan lagi.
"Iya, sesuai dengan yang ada di kitab begitu", jawab Kyai Jono lagi.
"Oh begitu ya Kyai", Ucap Juragan. Juragan pun pulang, dalam hati, masih ada ketidakpuasan, ah mestinya bolehlah kan seorang diantaranya masih balita.
Dilain hari, Sang Juragan ingin meminta pendapat kepada Kyai Joni, Seorang Ahli Fiqh dari kampung sebelah. Sehingga berkunjunglah Juragan ke Kyai Joni.
"Kyai, Anggota keluarga saya 8 Orang, salah satu diantaranya masih balita. Boleh ya saya berkorban untuk 8 orang ini dengan seekor sapi ?" Tanya Juragan.
"Oh boleh saja", Jawab Kyai Joni.