Pertama, mengenalkan hoaks. Kita bisa menyajikan beberapa contoh hoaks yang banyak beredar kepada orang di sekitar kita. Setelah itu kita bisa mengajak mereka untuk menganalisis ciri-ciri berita tersebut. Langkah ini akan menjadikan banyak orang tidak mudah terpengaruh.
Kedua, menumbuhkan kesadaran untuk mengecek kebenaran informasi. Saat kita menerima berita, kita wajib untuk mengecek kebenaran informasi tersebut. Langkah paling mudah dapat kita lakukan dengan mengecek secara dalam jaringan (online) menggunakan perangkat seluler yang kita miliki. Jika diperlukan, maka kita bisa menghubungi ahli seperti dokter. Kita bisa juga mengadukan berita ini ke layanan konsumen yang tertera pada kemasan produk.
Kita bisa menyampaikan beberapa cara tersebut pada berbagai kegiatan, misalnya saat mengajar siswa di kelas, pertemuan warga (RT) di lingkungan masyarakat, dan menuliskan tentang hoaks ini untuk diunggah ke sosial media yang kita miliki. Jika hal ini kita lakukan, maka dengan sendirinya akan tumbuh kesadaran dalam diri masing-masing untuk memerangi hoaks, dan bijak dalam menanggapi adanya hoaks.
Saya menerima informasi diatas pada grup WA sekitar dua bulan lalu. Saat menerima informasi seperti contoh diatas, saya langsung menebak bahwa ini hoaks. Saya kemudian membuktikannya dengan copy pasteisi WA tersebut ke peramban di gawai, dan hasilnya sangat mengejutkan, ternyata itu sudah menjadi berita yang dikatakan hoaks sejak beberapa tahun yang lalu. Walaupun benar kandungan aspartam memiliki dampak buruk bagi kesehatan, tetapi takaran pada minuman-minuman diatas masih dalam tahap aman untuk dikonsumsi. Kita harus menyadari bahwa semua yang kita konsumsi apabila berlebihan pasti juga berdampak kurang baik bagi kesehatan.
Sesuatu yang sangat menggelikan dan butuh pengetahuan serius agar selalu cek kebenaran informasi sebelum membagikannya kepada orang lain. Akhirnya, mari kita sebagai pendidik berusaha untuk menjadi orang yang bijak menyikapi hoaks.
#antihoax #marimas #pgrijateng
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H