Mohon tunggu...
Agus Ramdany
Agus Ramdany Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Eksistensi Seni Tradisi

26 April 2015   07:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:40 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hai kompasianer,Indonesia adalah negara yang kaya akan seni tradisi. Belasan ribu pulau, 1.128 suku ada di wilayah nusantara. Beragam suku, beragam pula seni tradisi yang ada. Ada prosesi hajat bumi, seren taun, nyadran dan lain sebagainya hingga tari-tarian tradisional yang beragam macam gaya lenggak-lenggoknya. Semua terkemas dalam seni tradisi yang begitu indah.

Pada zaman kekinian seperti sekarang ini dengan mudahnya kita menemukan modernisasi di segala bidang. Proses modernisasi dapat memiliki nilai positif jika dapat bermakna, pun dapat bernilai negatif jika bersifat "merusak". Pengaruh budaya luar rasanya sudah merebak ruak dikalangan remaja Indonesia. Terlebih mereka yang tinggal di perkotaan. Banyak diantara mereka yang seakan tidak mengenal budaya tradisi yang menjadi jati diri bangsa yang disinggahinya ini. Mereka seakan acuh akan eksistensi seni tradisi yang harusnya dilestarikan.

Penghormatan dan penghargaan setinggi-tingginya bagi seniman-seniman muda yang mau meluangkan waktunya untuk berkarya melalui seni tradisi. Ketika saya berkecimpung dalam salah satu kesenian dari Jawa Barat dalam suatu komunitas Lingkung Seni Sunda, saya bercap kagum melihat pelajar maupun mahasiswa yang mau berlatih dan mempelajari kebudayaan bangsa. Tak ada sedikit pun berorientasi kepada materi, tetapi semua mempunyai tujuan yang sama yaitu MUPUSTI SENI TRADISI (melestarikan seni tradisi). Melalui tabuhan kendang, angklung dan alat musik lainnya serta lewat lakon dan lenggak lenggok tarian yang mereka bawakan, mereka berkarya dengan sepenuh hati. Bahkan pada suatu event, dipertemukan dengan salah seorang remaja lelaki, pelajar SMA yang sudah mendunia melalui karya-karya tarian tradisional yang murni dibuat oleh nya. Bahkan ada beberapa WNA yang sengaja datang ke Indonesia untuk mempelajari kebudayaan nusantara khususnya tarian tradisional. serta menurut berita yang saya baca, ada beberapa negara yang menjadikan angklung dan gamelan mata pelajaran wajib di sekolahnya. Waaaawwwwwwwww kagum dan juga sedih. Ketika di Indonesia, seni tradisi hanya pelengkap acara-acara, tetapi di luar sana menjadi mata pelajaran wajib.

Kita bisa diam sekarang, tapi ketika nanti kebudayaan seni tradisi nusantara sudah diakui oleh bangsa lain, jangan menyalahkan sepenuhnya kepada mereka. Tegur lah diri sendiri, mengapa ketika budaya tersebut belum di klaim oleh bangsa lain kita hanya diam saja seakan tidak peduli? Jangan sok-sok an menjadi pahlawan kesiangan, namun tidak ada aksi nyata sebelumnya. Jangan hanya menuntut pemerintah untuk merebut kembali atau mengusut kasus tersebut.

Mungkin di Indonesia, kesenian dari setiap daerah dapat dipertegas lagi untuk menjadi mata pelajaran wajib di sekolah. Agar budaya bangsa tidak punah. agar budaya bangsa kita tidak direbut bangsa lain. agar budaya bangsa kita tetap menjadi jati diri bangsa Indonesia.

14300072531736597898
14300072531736597898

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun