Mohon tunggu...
Agus Purwanto
Agus Purwanto Mohon Tunggu... lainnya -

Mahasiswa Jurusan PBA UIN MALIKI MALANG

Selanjutnya

Tutup

Healthy

IBU, ENGKAU LEBIH CINTA PEKERJAANMU DARIPADA AKU

26 Mei 2015   10:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:35 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Mentari telah menebar kilauannya diantara luasnya samudra dan benua yang terbentang. Langit yang biru memperindah suasananya, termasuk halaman rumah ibu Yati. Kicauan burung yang saling bersahutan menambah indah suasana rumah. Terdengar dering handphone diatas meja ruang tamu tepat berada disamping televisi. Diangkat handphonennya, lantas raut muka tergambar senyum diantara bibirmya sambil berbicara. Ternyata Ibu Yati di terima sebagai pengajar di sekolah dekat dengan rumahnya. Roni anaknya punyang masih duduk di kelas 4 SD senang melihat ibunya yang akan menjdi seorang guru. Riski suaminya pun ikut mengucapkan selamat kepada istrinya sambil memeluknya dan berbicara “ Selamat dek, kamu udah diterima sebagai pegajar di sekolah Sukamadu “

“ Ya,mas ini juga tidak terlepas dari keinginanku agar nanti bisa menyisihkan uang untuk menabung “jawab Yati

“ ya dek, sebenarnya pean ngk usah susah susah seperti itu, bentar lagi aku juga menjadi PNS, Aku rasa itu sudah cukup biar bisa menyisihkan uang “kata Riski

“ Ya mas, biar saya coba dulu mas. Saya juga pengen belajar mandiri mas “ kata Yati

“ Njeh dek “ jawab Riski

Hari demi hari berlalu, Ibu Yati pun mengajar di Sekolah Sukamadu, Karena kemampuan yang memadai. Ia pun memiliki peran penting di Sekolah itu. Dia berangkat pagi-pagi , Setelah masak dan makan bareng bersama keluarga. Bahkan ia lebih memilih untuk berangkat duluan dan meninggalkan suami dan anaknya dirumah. Terlihat ada perubahan dari apa yang dilakukan Ibu Yati itulah sepintas yang terlintas di benak Suaminya. Kemudian Riski mengantar anaknya ke Sekolah. Dan Roni menginginkan agar Ibunya nanti menjemputnya waktu Roni selesai dari belajar di sekolah. Kemudian Riski menelpon Istrinya agar nanti menjemput Roni. Dan istrinya pun mengatakan Iya. Namun di waktu sudah menunjukan pukul 12.00, Roni pun menunggu diluar Sekolah. Namun Ibu Yati lupa untuk menjemput anaknya karena dia masih mengajar di Sekolah Suka madu. Setengah jam sudah berlalu , Roni masih menunggu sendirian di depan Sekolah. Hingga Ia pun memutuskan untuk pulang , Sesampainya di rumah Roni melihat pintunya masih tertutup rapat dan terkunci dan Ronipun tidak bisa masuk. Ia pun menangis sampai meneteskan air mata. Lalu Dia melihat jendela samping tidak terkunci dan Dia pun lewat jendela .

Roni pun menunggu Ibunya diatas kursi tepatnya di ruang tamu. Namun ibu dan ayahnya tidak kunjung pulang hingga iapun terlelap tidur. Pukul 15.00, Ibu Yati pun pulang, Dia pun langsung tidur karena terlalu kecapekan. Ia mulai lupa dengan posisinya seorang ibu. Pukul 16.00, Riskipun pulang dan Ia tidak dibuatkan teh dari istrinya seperti hari hari yang lalu sebelum istrinya bekerja. Sedikit demi sedikit mulai terlihat istrinya mulai lupa dengan kedudukannya. Ia berusaha untuk megutamakan keluarga namun disisi lain ia pun tidak bisa meningalkan pekerjaanya karena itu adalah tuntutan. Roni anak pertamanya sangat rindu dengan belaian dan kasih sayang dri ibunya. Namun Ia tidak mendapatkan hal itu lagi hingga Ia pun menjadi anak bandel sering diluar dan ikut tawuran bersama teman-temanya. Lambat laun, Suaminya mulai marah kepada Yati dan menyuruh Yati agar mengundurkan diri dari pekerjaannya. Namun Seakan tidak merasa bersalah, Ia malah meminta suaminya agar menceraikannya. Kemudian dengan sikap mengalah Riski menceritakan dan mengingatkan kepada istrinya tentang kedudukannya. Ia mengingatkan bahwa ia punya anak, Dan sekarang anaknya sering keluar dengan teman-temanya dan jarang pulang. Ia merindukan sosok ibunya yang seperti dulu. Yang selalu ada waktu untuk anaknya ,selalu menemaninya disaat belajar dan selalu mengantarkan ke sekolah, selalu ada waktu untuk suaminya. Di saat terjadi perbincangan diantara keduanya, Roni datang dengan wajah berdarah karena habis tawuran pada saat acara Konser di desa sebelah.

Ibunya pun langsung kaget sambil menangis dan menyesali apa yang dilakukannya selama ini. Ia langsung membawa anak nya kerumah sakit. Da Ia juga memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya. Setelah itu,Suaminya membuat toko kecil di depan rumahnya. Dan ibu Yati yang menjaganya sebagai tabungan nanti. Ibu Yati sekarang juga mengajar anak kecil di TPQ dan Ia sekarang menjadi sangat taat pada suaminya. Ia benar-benar menjadi wanita Sholehah. Dan Suaminya sekarang sudah menjadi PNS hingga tiap bulan ia bisa menyishkan uangnya untuk menabung. Dan yang terakhir Roni, Ia mulai menjadi pelajar yang Rajin karena selalu di motivasi oleh ibunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun