Mohon tunggu...
agus purbawa
agus purbawa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana PSDAP/AL UNEJ

Belajar memahami perilaku atmosfer bumi

Selanjutnya

Tutup

Financial

Cuaca dan Ekonomi di Jalur Penyeberangan

18 Maret 2023   16:10 Diperbarui: 18 Maret 2023   16:08 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Penutupan pelabuhan penyeberangan karena cuaca buruk adalah suatu hal yang dapat dipahami karena keselamatan selalu menjadi prioritas utama. Meskipun ini dapat menyebabkan penundaan dan gangguan dalam transportasi laut dan distribusi ekonomi, keputusan ini dibuat untuk menghindari risiko kecelakaan dan kerugian yang lebih besar.

Gangguan cuaca buruk seperti badai, hujan deras, atau kabut tebal dapat memiliki dampak signifikan pada transportasi jalur penyeberangan dan distribusi ekonomi. Terlebih lagi, karena negara kita adalah negara kepulauan, transportasi laut sangat penting bagi perdagangan dan ekonomi kita.

Ketika cuaca buruk terjadi, transportasi laut dapat menjadi sangat sulit atau bahkan tidak mungkin dilakukan. Ombak tinggi, angin kencang, atau visibilitas yang buruk dapat memaksa kapal untuk tetap berlabuh di pelabuhan atau bahkan terjebak di tengah laut. Hal ini dapat menyebabkan penundaan yang signifikan dalam pengiriman barang dan logistik. Hambatan distribusi seperti kemacetan lalu lintas atau cuaca buruk dapat menyebabkan keterlambatan pengiriman barang. Ini dapat menyebabkan penundaan dalam produksi dan penjualan barang, yang pada gilirannya dapat berdampak negatif pada bisnis dan mengurangi keuntungan.

Biaya bahan bakar yang lebih tinggi atau biaya tambahan lainnya seperti biaya parkir atau biaya penggantian barang yang rusak dapat meningkatkan biaya distribusi secara signifikan. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan harga produk akhir dan berdampak pada daya beli konsumen. Jika distribusi terhambat dalam waktu yang lama, hal ini dapat menyebabkan kelangkaan barang. Hal ini dapat terjadi pada bahan mentah, produk jadi atau produk yang diimpor. Kelangkaan barang dapat menyebabkan kenaikan harga dan kekurangan pasokan, yang dapat mengganggu kegiatan bisnis.

Hambatan distribusi dapat menyebabkan kerugian bisnis yang signifikan. Jika produk tidak dapat dikirim atau dijual tepat waktu, perusahaan dapat kehilangan pelanggan dan bisnis dapat terganggu. Hal ini dapat mempengaruhi reputasi perusahaan dan mengurangi pendapatan serta keuntungan. Hambatan distribusi dapat mempengaruhi rantai pasokan secara keseluruhan. Jika salah satu elemen dalam rantai pasokan terganggu, hal ini dapat menyebabkan masalah di seluruh rantai pasokan.

Tidak hanya transportasi laut yang terpengaruh, tetapi juga transportasi darat dan udara. Penerbangan dapat dibatalkan atau ditunda karena kondisi cuaca yang buruk, sementara transportasi darat dapat menjadi sulit dan berbahaya akibat banjir atau longsor.

Gangguan cuaca buruk juga dapat memicu kerugian yang besar dalam bisnis, terutama dalam sektor pertanian dan perikanan. Hujan lebat atau badai dapat merusak tanaman dan menyebabkan dampak buruk pada perikanan. Hal ini dapat menyebabkan kelangkaan pasokan dan peningkatan harga pada produk-produk tersebut, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi tingkat inflasi.

Oleh karena itu, perlu ada langkah-langkah mitigasi yang diambil untuk mengurangi dampak dari gangguan cuaca buruk pada transportasi jalur penyeberangan dan distribusi ekonomi. Perbaikan infrastruktur dan teknologi transportasi yang lebih canggih dapat membantu mengurangi waktu pengiriman dan risiko kerusakan barang. Selain itu, perlu juga diadakan pelatihan dan persiapan yang lebih baik bagi para nelayan dan nahkoda untuk lebih adaptif dalam menghadapi cuaca buruk dan mengurangi risiko kecelakaan.

Dalam situasi ini, pemerintah dan stakeholder ekonomi harus bekerja sama untuk menangani dampak dari gangguan cuaca buruk pada transportasi dan distribusi ekonomi. Hal ini dapat dilakukan melalui investasi dalam infrastruktur, teknologi dan pelatihan, serta membangun sistem pengelolaan risiko yang efektif.  Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengembangkan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) dan Sekolah Lapang Cuaca Perairan (SLCP). SLCN merupakan literasi informasi cuaca dan iklim dengan target masyarakat nelayan dan pesisir yang rentan terhadap kejadian cuaca ekstrim dan perubahan iklim. SLCN bertujuan meningkatkan pemahaman nelayan dan penyuluh perikanan terhadap informasi cuaca dan iklim BMKG serta pemanfaatannya dalam meningkatkan keselamatan dan kesejahteraan aktivitas masyarakat di laut dan wilayah pesisir. Sedangkan kegiatan SLCP bermaksud untuk meningkatkan pemahamam para pengguna informasi cuaca di Pelabuhan. Melalui kegiatan SLCP setiap pemangku kepentingan di pelabuhan memiliki akses dan informasi cuaca maritim yang sama sehingga mengurangi terjadinya perbedaan pemahaman terhadap informasi yang diberikan BMKG. Dengan langkah-langkah ini, kita dapat meminimalkan dampak dari cuaca buruk pada transportasi jalur penyeberangan dan distribusi ekonomi, dan memastikan kelancaran bisnis dan ekonomi kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun