Mohon tunggu...
Agus Pribadi
Agus Pribadi Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Mencoba menghayati kehidupan dan menuliskannya dalam cerita-cerita sederhana. Kunjungi juga tulisan saya di http://aguspribadi1978.blogspot.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Jangan Ragu Menyebut Diri Penulis Muda!

10 Februari 2012   06:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:50 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang penulis adalah ia yang bisa menempatkan dirinya dalam posisi yang proporsional. Tidak minder dalam menulis, juga tidak merasa telah ahli dalam hal tulis menulis.

Seorang yang minder dalam menulis akan merasa sungkan menganggap dirinya penulis. Ia meraya tidak layak disebut penulis. Menurutnya, penulis harus telah menulis di media tertentu, sedangkan dirinya belum pernah mampu memenuhi kriteria yang dibuatnya sendiri tersebut.

Seorang penulis yang telah merasa diri ahli dan berada di puncak karir menulisnya akan menganggap dirinya tidak perlu lagi belajar menulis. Ia menganggap telah meraih segalanya dalam hal tulis menulis. Ia merasa telah mampu menulis dengan sempurna.

Namun demikian kedua sikap seperti itu dapat menjadi penghambat dalam menulis. Minder akan menghalangi seseorang dalam belajar menulis. Sedangkan Merasa telah ahli dapat menjadikan kegiatan menulis seseorang menjadi tersendat, bahkan berhenti sama sekali.

Penulis Muda : sebutan yang proporsional dan memotivasi diri sepanjang hayat

Seseorang yang telah menulis meski hanya tulisan sederhana, ia pantas disebut penulis. Sebutan itu lebih memotivasi dari pada menyebut calon penulis. Salah satu sebutan yang proporsional adalah penulis muda.

Penulis muda tidak merujuk pada umur penulis yang muda. Penulis muda merujuk pada multi makna yang kreatif. Bisa sepadan dengan penulis pemula. Bisa juga berarti semangatnya yang seperti anak muda. Penulis muda tidak merujuk pada batasan waktu. Seseorang bisa saja menyebut dirinya sebagai penulis muda, meski tak terhitung karya tulisan telah dihasilkannya.

Penulis muda bisa ia yang baru belajar menulis. Namun bisa juga bagi mereka yang telah lama berkecimpung dalam dunia tulis menulis. Dengan menyebut diri sebagai penulis muda, seseorang dapat merepresentasikan dirinya sebagai penulis yang percaya diri sekaligus penulis yang rendah hati.

Jadilah seperti meristem tumbuhan!

Jaringan meristem terletak di ujung batang dan ujung cabang tumbuhan. Biasanya berwarna lebih muda dari bagian tumbuhan lainnya. Sel-sel meristem selalu membelah diri sepanjang hidup tumbuhan.

Menulis seperti menjadi meristem tumbuhan, berarti selalu mempunyai ide-ide segar untuk dituliskan. Semangat selalu berkobar seiring perjalanan kepenulisan. Ada saja hal-hal yang dituliskan, meski sekedar hal-hal sederhana.

Penulis seperti itu fokus pada menulis. Jika mengirim tulisan ke media, bukan dimuat yang menjadi fokusnya. Sudah menuliskan ide-idenya saja cukup memuaskannya. Jika dimuat itu bonus, jika mendapat honor itu berarti rezeki.

Menjaring ide setiap saat!

Seseorang yang telah meniatkan diri menjadi penulis (muda), akan selalu belajar untuk menulis dengan cara menulis itu sendiri. Ide-ide akan datang mendekat, jika tidak “dijaring” akan pergi dan menghilang. Tugas seorang penulis adalah menjaring ide sebanyak-banyaknya.

Ide-ide tak ada batasnya. Hal itu dapat dilihat sampai saat ini tulisan terus saja tercipta. Bisa jadi tema atau judulnya sama, namun beda penulis beda juga cara menuliskannya. Bisa juga beda sudut pandangnnya. Itulah uniknya manusia. Menuliskan tema yang sama, namun bisa menghasilkan tulisan yang sangat berbeda. Dapat kita lihat terus saja tulisan-tulisan tercipta di koran-koran, majalah, buku-buku baru, dan media lainnya. Hal itu membuktikan bahwa ide tulisan tak ada batasnya.

Salah satu cara menjaring ide yang dapat dilakukan adalah dengan langsung menuliskannya. Dengan menulis, ide tersebut akan terperangkap pada jaring. Setelah tulisan tercipta berarti kita telah memelihara ide tersebut, seperti seekor ikan hias yang telah dipelihara dalam akuarium.

Jika keinginan menulis terus bergelora, jangan ragu menyebut diri penulis muda! Jadilah seperti pucuk muda tumbuhan! Jaringlah ide setiap saat!

Salam Kompasiana![]

Banyumas, 10 Februari 2012

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun