Tulisan yang ditampilkan untuk pembaca, saat ini sangat mudah untuk langsung mendapat tanggapan dari pembacanya. Salah satunya berkat teknologi informasi yang ada saat ini.
Tanggapan pembaca yang mengulas tulisan yang dibacanya dapat disebut sebagai suatu kritik atau apresiasi. Jika kritik dilakukan dengan santun, penulis biasanya akan menerimanya dengan baik. namun jika kritik itu dilakukan dengan tajam dan membabi buta, bisa jadi penulisnya kurang berkenan. Apalagi jika kritiknya ngawur, tentu akan mendapatkan respon yang menandakan penulisnya kurang berkenan.
Namun demikian, berdasarkan pengalaman dan perenungan, kritik apapun adanya asalkan tidak ngawur tetaplah sangat bermanfaat. Masukan dari pembaca tentunya dalam rangka perbaikan karya penulisnya.
Dua hal dalam kritik tulisan
Setidaknya ada dua hal yang menjadi tujuan dalam memberikan kritik :
1.Melakukan kritik dengan tulus
Kritik yang tulus berarti kritik itu disampaikan apa adanya. Tanpa maksud untuk meremehkan dan hal-hal yang kurang berkenan lainnya. Pembaca memberikan kritik semata karena peduli dengan tulisan yang dibacanya, bukan maksud lainnya.
2.Melakukan kritik dalam rangka memuliakan orang lain
Pada dasarnya penulis yang dikritik adalah sedang dimuliakan. Dalam arti, dari hasil kritikan itu dapat membawa penulis pada hasil karya yang lebih baik dan lebih berkualitas.
Perdebatan-perdebatan yang ada antara penulis dan pembaca (peng-kritik) dapat membawa pada pembelajaran yang baik. Asalkan dikelola dalam etika bersama yang baik juga. Mengedepankan intelektual, bukan emosional semata.
Energi yang dikeluarkan dalam perdebatan dapat menjadi sia-sia, jika ujungnya adalah hal-hal yang dapat membuat saling kurang berkenan. Misalnya menyudutkan, memfitnah, debat kusir, dan sebagainya.
Budaya kritik (memberi dan menerima kritik), dapat menjadi hal yang sangat baik untuk dikembangkan, asalkan dalam koridor 2 hal yang sudah saya tuliskan di atas. Dengan adanya kritik, menjadikan tulisan tidak sekedar ditulis dan dibaca. Namun lebih dari itu, didalami bersama antara pembaca dan penulis. Harapannya dapat dipetik manfaatnya bersama-sama.
Banyumas, 27 Maret 2012