Mohon tunggu...
Agus Pribadi
Agus Pribadi Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Mencoba menghayati kehidupan dan menuliskannya dalam cerita-cerita sederhana. Kunjungi juga tulisan saya di http://aguspribadi1978.blogspot.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Balada Seorang Lengger, Pengantar Ahmad Tohari

21 November 2011   16:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:22 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BALADA SEORANG LENGGER

[caption id="attachment_144945" align="aligncenter" width="300" caption="Buku Kumpulan Cerpen "Balada Seorang Lengger", Pengantar Ahmad Tohari"][/caption]

Penulis: S. Gilangtresna, Setijanto Salim, Agus Pribadi, dkk., Kategori: Kumpulan Cerpen

ISBN: 978-602-225-187-3

Terbit: November 2011

Tebal: 198 halaman

Harga: Rp. 42.000,00

Deskripsi:

Masyarakat yang maju adalah masyarakat yang beraksara atau masyarakat yang tingkat literasinya tinggi. Dalam masyarakat yang demikian kehidupan kesusastraan berkembang pesat karena kesusastraan telah menjadi kebutuhan mendasar. Dalam kesadaran ini buku kumpulan cerita pendek BALADA SEORANG LENGGER diterbitkan. Antologi yang berisi 19 cerpen ini semuanya mewakili latar belakang Banyumas Raya, baik dalam arti wilayah maupun budayanya. Dan cukup berhasil. Baik cita rasa, pengaruh tata nilai, maupun nuansa kebanyumasannya sangat terasa. Ciri khas kelokalan Banyumas sekaligus menjadi salah satu kekuatan antologi ini. Sekarang, ketika globalisasi juga sudah lama merambah dunia sastra, maka unsur lokalitas menjadi hal yang dirindukan. Cerpen yang baik adalah cerpen yang berhasil menanamkan kesan mendalam bagi pembacanya. Bila demikian, maka ke-19 cerpen dalam antologi ini, yaitu 1. Benteng Pendem (Agus Pribadi); 2. Makam Tanpa Nama (Nenny Makmun); 3. Pongkor-pongkor Tua ( H.A. Wahyudi); 4. Rawuhan (Setijanto Salim); 5. Batu Bisu (Sunarno Sahlan); 6. Jelmaan Dewi Supraba (Meshy Darmayanti); 7. Sepeda untuk Bapak (Unggul Tri Aji); 8. Darah Keadilan (M.N. Kelana); 9. Balada Seorang Lengger (S. Gilangtresna); 10. Kesetiaan Bulan (Bunda Seno alias Prajna Bhadra); 11. Tawur Banyu (Lentera Fajar); 12. Bukan Sketsa Biasa (Sutantinah); 13. Kerling Sang Penari Lengger (Alfarie El Ars); 14. Kerinduanku Terkoyak (Singgih Swasono); 15. Kubunuh Kau dengan Keperawananku (Arsyad Riyadi); 16. Cinta Antara Dua Huruf “O” (Siwi Mars Wijayanti); 17. Ketoprak Tobong (Agustav Triono); 18. Katresnan Sakjeroning Segara (Indah Prihati); dan 19. Banyu(E)Mas (Mastiyok Pamungkas), semuanya, dengan kekuatan dan ciri masing-masing, mengesankan. Tentu kesan yang ada bertingkat-tingkat. Kepengarangan adalah sebuah proses menuju kematangan, proses yang tidak boleh selesai, laksana jalan tiada ujung. Masyarakat akan setia mengikuti proses kepengarangan ke-19 cerpenis ini menuju puncak. Selamat berkarya, Indonesia menanti karya-karya kalian!

Bagi yang berminat,silahkan beli langsung di www.leutikaprio.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun