Orang yang mendapat keahlian dengan belajar sendiri dinamakan autodidak. Menjadi penulis autodidak berarti menjadi penulis dengan cara belajar sendiri sampai ahli.
Di antara arus informasi dan tumpukan buku. Di antara hiruk pikuk media cetak dan media online. Menjadi penulis yang murni autodidak mungkin akan sulit dilakukan. Sharing and Connecting mengkondisikan orang untuk saling berbagi dan saling belajar.
Autodidak yang bisa dilakukan barangkali semangatnya. Semangat untuk bisa mengatur diri dalam menulis tanpa tergantung orang lain. Sekolah menulis (formal maupun nonformal) hanya mengkondisikan untuk beberapa saat. Pengkondisian selanjutnya ada pada diri sendiri. Jika semangat autodidak telah tumbuh, maka pengkondisian diri untuk selalu mau belajar menulis akan tetap tumbuh.
Semangat belajar menulis autodidak merangsang seseorang untuk terus mencari dan menemukan bagaimana cara menulis yang baik. mencari beragam referensi dan mencoba sendiri teori dan praktik menulis.
Menjadi penulis autodidak sangat pas dilakukan karena :
Pertama, menulis itu unik. Jika dikembangkan, setiap orang mempunyai keunikan dan ke-khas-annya sendiri dalam hal tulis menulis.
Kedua, menulis itu kerja kreative individual. Meski ada menulis kolaborasi, namun hakekatnya menulis merupakan kerja kreative individual. Tema yang sama, akan “terasa” berbeda jika ditulis oleh penulis yang berbeda.
Ketiga, menulis merupakan kemampuan berdasarkan patokan tertentu (diperbandingkan dengan kriteria tertentu), bukan berdasarkan norma (diperbandingkan dengan orang lain).
Belajar menulis dengan cara autodiak, berarti belajar sendiri mengembangkan keunikan diri, kreativitas individual, dan meningkatkan kriteria. Namun demikian tidak berarti tanpa referensi atau belajar dari orang lain.
Salam Kompasiana!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H