Mohon tunggu...
Agus Pribadi
Agus Pribadi Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Mencoba menghayati kehidupan dan menuliskannya dalam cerita-cerita sederhana. Kunjungi juga tulisan saya di http://aguspribadi1978.blogspot.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjadi Guru yang Berkesan di Hati Anak Didiknya

10 Agustus 2012   22:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:58 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamualaikum

Guruku yang tercinta,
maaf anak didikmu ini baru terlihat lagi,
selamat jalan guru kau memang pahlawan tanpa tanda jasa,
semua baktimu akan selalu ku kenang sepanjang masa,
maaf kan pula aku belum sempat memenuhi keinginan mu
untuk menjenguk sekolah kita dan berjumpa dengan mu lagi,
namun Allah ternyata lebih menyayangimu,
kau memberi ilmu yang sangat berharga untukku
sehingga aku bisa seperti sekarang ini.
aku janji suatu hari nanti aku akan kembali ke sekolah kita
dengan bangga bahwa aku Alumni sekolah kita
semoga engkau diberi tempat terbaik disisi Allah SWT
Amin (status seorang mantan anak didik di dinding FB gurunya)

Jika seorang guru mendapatkan status seperti itu di saat sang guru telah tiada, berarti guru tersebut telah meninggalkan jejak pendidikan yang sangat berkesan di hati mantan anak didiknya.

Dan untuk meninggalkan kesan yang mendalam di hati anak didik, bagi seorang guru bukanlah perkara semudah membalikkan telapak tangan. Guru yang benar-benar dijadikan sebagai "guru" oleh anak didik. Guru yang selalu diikuti setiap arahan dan bimbingan. Guru yang senantiasa memberikan ilmu yang bisa diterima dan diterapkan oleh anak didiknya. Guru yang tidak sekedar mendapat gelar akademik dan gelar formal lainnya.

Setiap guru tentu ingin meninggalkan sesuatu yang bermakna dalam hidup anak didiknya. Sehingga anak didik akan terkesan pada guru tersebut. Bukan sekedar capaian-capain formal berupa pangkat, gelar, jabatan, gaji, tunjangan, dan sebagainya. Namun membutuhkan sesuatu yang tidak tampak tetapi dirasakan oleh orang lain yakni anak didik dan masyarakat. Itulah mungkin yang dapat dikatakan sebagai guru sejati.

Guru sejati adalah guru yang tidak silau dengan pujian. Guru yang tidak silau dengan gelimpang materi duniawi. Guru yang bersahaja. Guru yang tulus.

Status di atas mungkin bisa menjadi pengingat para guru atau siapapun yang ingin berkecimpung di dunia pendidikan. Agar kelak dapat meninggalkan jejak makna bagi kehidupan anak didik dan masyarakatnya.

Salam Kompasiana!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun