Ketika melihat banyaknya Grup menulis di Facebook (FB) yang seperti jamur di musim penghujan, saya terkagum-kagum. Geliat menulis tampak begitu terasa saat melihat puluhan atau mungkin bahkan ratusan grup FB Menulis yang ada.
Memang FB sangat praktis untuk menulis sekaligus membincangkan tentangnya. Hal itu membuat grup menulis di jejaring sosial itu terus tumbuh baik grup yang serius maupun grup yang santai, baik yang gratis maupun yang berbayar, baik grup sekolah menulis maupun grup diskusi menulis biasa, baik yang beranggota puluhan atau ratusan maupun yang beranggota ribuan atau puluhan ribu.
Selain praktis, grup FB juga interaktif. Hal itu membuat anggota grup menulis dapat saling menyemangati, saling berbagi ilmu dan pengalaman menulis, dan saling berkolaborasi. Istilahnya saling asah, asih, dan asuh.
Jejaring sosial FB sangat komunikatif untuk menempatkan link tulisan dari blog pribadi atau blog keroyokan. Tulisan dari blog (pribadi maupun keroyokan) dapat di link ke wall FB sehingga akan semakin banyak yang membaca dan memberi komentar secara interaktif. Wall FB yang berkapasitas cukup luas membuat penulis dengan cukup leluasa memposting tulisan maupun link tulisan.
Adanya email membuat para penulis semakin mudah mengirim tulisan ke media cetak atau penerbit. Grup Facebook seperti sebuah dapur untuk meracik dan bereksperimen dalam membuat tulisan. Jika hasilnya cukup memuaskan tulisan dapat dikirim melalui email ke media cetak maupun penerbit.
Akselerasi dan kolaborasi antara berbagai teknologi informasi (FB,blog,email) serta antar penulis, berpeluang sangat besar untuk melahirkan para penulis dalam jumlah massal. Hal itu tentu menjadi sesuatu yang menggembirakan bagi kemajuan literasi Indonesia.
Masa Depan Grup FB Menulis
Menulis bukan pekerjaan saat ini dan di sini saja. Menulis merupakan pekerjaan dan proses yang panjang dan tidak boleh selesai. Setidaknya hal itu menurut penulis yang telah berpengalaman. Bagaimana dengan masa depan grup FB menulis?
Nasib teknologi termasuk teknologi informasi terkadang tak dapat ditebak. Belum lupa bagaimana kejayaan wartel (warung telepon) di masa lalu, kemudian bergeser ke HP(telepon dan sms), kemudian hampir bersamaan pula dengan warnet (warung internet), disusul dengan modem, hotspot, dan sekarang tampaknya orang semakin menyukai jejaring sosial (salah satunya FB) dibandingkan dengan berkirim sms.
Jika ke depan ada teknologi informasi baru yang menyediakan ruang lebih kondusif untuk berkembangnya para penulis, tentu hal itu akan semakin meningkatkan kualitas dan kuantitas para penulis Indonesia. Hal ini tentu yang kita harapkan.
Namun sebaliknya, jika ke depan ada teknologi yang lebih canggih dan disukai yang melunturkan (mengikis) dunia tulis menulis, tentu akan kontra produktif dengan sesuatu yang sedang menjamur saat ini (merebaknya dunia tulis menulis). Hal ini tentu yang tidak kita harapkan. Kita lihat saja...[]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H