Oleh: Agus Nana Nuryana, M.M.Pd.*
Semester genap tahun ajaran 2020/2021 sejatinya akan dilaksanakan dengan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), Surat Keputusan bersama (SKB) empat menteri yaitu Kemdikbud, Kemenag, Kemenkes, dan Kemdagri sudah memberikan sinyal positif bahwa pembelajaran di sekolah/madrasah boleh dilakukan secara tatap muka.
Namun apa daya saat ini jumlah orang yang terpapar covid-19 semakin membludak, bahkan ketersediaan fasilitas kesehatan yang ada di rumah sakit hampir tidak memadai, hal ini membuat kekhawatiran baru bagi anak-anak ketika mereka melaksanakan pembelajaran secara tatap muka. Virus covid-19 yang sekarang sudah bermutasi disinyalir lebih cepat menular dan sangat sulit untuk dikendalikan.
Rasa was-was ini belakangan membuat beberapa daerah kembali mempertimbangkan untuk memperbolehkan pembelajaran dengan tatap muka. Â Menteri pendidikan sendiri memberikan kebebasan kepada pemerintah daerah untuk memberikan izin atau tidak pada pelaksanaan PTM, kalau seandainya kepala daerah belum nyaman untuk melakasanakan PTM, maka pembelajaran lakukan secara daring dengan memperbaiki sistem pelaksanaannya.
Jika pembelajaran daring ini harus dilaksanakan kembali pada semester sekarang, maka hal ini menjadi pelajaran dan tanggung jawab orang tua untuk kembali menjadi guru bagi anak-anak mereka belajar di rumah. Artinya setiap orang tua harus siap membimbing anak-anak mereka belajar pada saat jam pelajaran di sekolah/madrasah berlangsung. Peran mereka sekarang makin berat dengan tugas sebagai guru di rumah dan juga mengurus rumah tangga.
Pendidikan anak adalah investasi yang sangat berharga bagi orang tua, oleh karena itu anak harus mendapatkan pendidikan terbaik sebagai bekal untuk kehidupan mereka di masa yang akan datang. Kualitas yang baik ini tentu harus didukung oleh fasilitas pelayanan yang baik pula, saat anak belajar di rumah maka orang tua memiliki tanggung jawab untuk menyediakan fasilitas tersebut.
Fasilitas yang diberikan orang tua saat ini tidak hanya cukup memberikan seragam, buku, uang jajan, atau fasilitas fisik lainnya, namun juga harus memberikan pelayanan terbaik dalam proses pembelajaran. Kalau selama ini banyak orang tua yang menyerahkan seluruh kegiatan pendidikan anak pada sekolah/madrasah, maka saat hal ini tidak berlaku lagi. Kemampuan orang tua dalam memimbing anak belajar layaknya seorang guru di sekolah/madrasah sangat diperlukan.
Orang tua harus menyadari bahwa secara mendasar pendidikan anak merupakan tanggung jawab mutlak mereka, sedangkan lembaga pendidikan hanya sebagai pelengkap saja. Pandemi ini mengingatkan kita semua betapa penting peran keluarga atau orang tua akan pendidikan anak, hal ini harus menjadi kesefahaman bersama agar anak-anak yang hidup pada masa sekarang dapat memperoleh pendidikan yang tepat dan layak.
Pendidikan anak tidak cukup diserahkan seluruhnya kepada lembaga pendidikan, orang tua merupakan guru utama dan pertama bagi anak. Perubahan tingkah laku merupakan inti dari tujuan pendidikan yang mendasar, hal ini sangat berkaitan erat dengan karakter anak yang sudah terbentuk dalam lingkungan keluarga dan sekitarnya. Keberhasilan pendidikan anak di lembaga pendidikan sangat tergantung pendidikan anak di keluarga dan lingkungan sekitarnya.
Selama pembelajaran daring dilaksanakan, kita sering mendengar hal-hal negatif terjadi terhadap anak yang dilakukan oleh orang tuanya, mulai dari kekerasan fisik ringan, berat, bahkan sampai menyebabkan kematian. Belum lagi perilaku-perilaku negatif yang dilakukan oleh anak-anak, karena minimnya kegiatan belajar, banyak diantara mereka yang terjerumus dalam hal-hal yang tidak baik.