[caption caption="www.kartudiskonjogja.com"][/caption]
Hari minggu merupakan waktu yang paling cocok untuk menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-teman atau melakukan aktivitas lain seperti jogging juga shopping. Ngomong-ngomong tentang jogging dan shopping, ada satu tempat yang menjadi tujuan favorit bagi masyarakat yang berada di Jogja untuk melakukan kedua aktivitas tersebut secara bersamaan, jogging juga, shopping juga. Yup, Sunmor. Sebuah pasar periodik yang berada di kawasan Universitas Gadjah Mada, tepatnya di sekitar lembah UGM yaitu di jalan Notonegoro, yang memisahkan antara Kampus UGM dan Kampus UNY.
Mengapa pasar? Sedikit memparkan asal usulnya, keberadaan pasar ini awalnya karena lokasi sekitar Graha Sabha Pramana (GSP) UGM yang mana setiap Minggu pagi sering dimanfaatkan masyarakat Yogyakarta untuk melakukan aktivitas olahraga, seperti jogging, skipping juga bersepeda santai. Hal ini yang kemudian dimanfaatkan oleh pelaku bisnis untuk menjajakan dagangannya di sepanjang jalan tersebut setiap Minggu pagi. Mulanya hanya stand-stand kuliner, namun seiring perkembanganny, tidak hanya makanan namun ada juga yang menjajakan pakaian, mainan, pernak pernik, bahkan oleh-oleh khas Jogja juga ada. Sebab itulah dikenal dengan Sunmor, singkatan dari Sunday Morning yang berarti Minggu pagi.
Sunmor ini hanya dibuka setiap Minggu pagi pukul 05.00 sampai 12.00 WIB. Kian hari Sunmor semakin popoler sampai-sampai ada pemahaman umum yang mengatakan bahwa mengunjungi Jogja tidak lengkap tanpa pergi ke Sunmor. Oleh sebab itu, pengunjung Sunmor ini bukan hanya masyarakat Yogyakarta saja, namun para pelancong yang sedang liburan juga turut meramikan. Meningkatnya jumlah pengunjung dan penjual ini, keberadaan Sunmor semakin luas, bukan hanya di sekitar lembah UGM, tetapi juga di depan Masjid UGM dan kampus Ekonomi Diploma.
Sistem tawar menawar berlaku disini. Jika kamu seorang penawar yang baik, kamu bisa mendapatkan beberapa barang yang diinginkan dengan harga murah. Kebanyakan pedagang Sunmor adalah mereka para pengusaha kecil, menengah bahkan ada juga mahasiswa yang nyambi mencari rezeki. Jadi jangan takut, mereka ramah-tamah dan tidak akan mematok dengan harga tinggi. Namun kamu juga harus mempersipakan diri untuk berdesak-desakan di kerumunan dan siap berpanas-panasan.
Pengunjung yang datang ke lokasi ini sangat bervariasi. Tidak seperti pasar tradisional, yang hanya dipadati ibu-ibu, Sunmor ini justru lebih banyak pemuda-pemudi seperti pelajar, mahasiswa dan anak kos. Meskipun mereka tidak sedang berolahraga, kesempatan ini dijakan sebagai tempat rekreasi mingguan. Bahkan tak jarang keluarga mengajak anak-anaknya untuk bermain dan rekreasi ke Sunmor UGM.
Lokasi Sunmor sendiri sangat mudah di akses dengan kendaraan umum atau pribadi. Jika menggunakan kendaraan pribadi, kamu bisa mencapai tempat ini dari jalan Colombo dan jalan Gejayan. Setelah itu, parkir kendaraan di Fakultas Bahasa dan Seni UNY atau di depan Fakultas Kedokteran Hewan UGM dan depan Diploma Ekonomi UGM. Jika naik transportasi umum, ada banyak bus yang biasa melewati bundaran UGM yaitu bus dengan rute 4, 7, 12, dan 15. Sampai disana tidak dikenakan biaya apapun, hanya membayar parkir seharga dua ribu rupiah untuk motor dan lima ribu rupian untuk mobil. Awalnya lokasi ini sering menimbulkan kemacetan. Namun telah dapat diatasi dengan dipusatkannya area berdagang di wilayah khusus yang jauh dari jalan umum.
Nah, sedikit banyak sudah mengenal Sunmor kan? Sunmor UGM dapat menjadi salah satu alternatif berlibur kamu di hari Minggu pagi. Rugi sekali jika kamu sudah di Jogja tetapi belum pernah pergi ke Sunmor. Jogging sambil shopping.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H