Bursa kandidat gubernur dan wakil gubernur Sumatera Utara makin menghangat. Pasalnya, tidak ada satu partai politik yang bisa mengusung pasangan kandidat sendiri. Pada pemilihan umum legislatif 2014, Partai Golkar yang mendapat suara terbanyak hanya mendapatkan 17 kursi di DPRD Sumut.Â
Posisi kedua ditempati PDI Perjuangan dengan 16 kursi. Lalu, Partai Demokrat 14 kursi, Partai Gerindra 13 kursi, Partai Hanura 10 kursi, PKS 9 kursi, NasDem 5 kursi, PPP 4 kursi, PKB 3 kursi dan PKPI 3 kursi. Hal ini tentunya akan menimbulkan beberapa opsi koalisi yang bisa terjadi. Salah satu opsi ialah pasangan Djarot Saiful Hidayat dari PDI Perjuangan dan JR Saragih dari Partai Demokrat. Jika opsi tersebut maju sebagai kandidat, tentu menjadi salah satu calon terkuat yang bisa memenangkan Pilgub Sumut 2018.
Djarot dan JR Saragih bisa menjadi pasangan yang saling melengkapi. Sebagaimana kita ketahui, kiprah Djarot selama berduet dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam menata Ibu Kota Jakarta yang tadinya semrawut hingga menjadi tertib dan rapi bisa dirasakan masyarakat. Berbagai kemajuan di bidang infrastruktur tak perlu dipertanyakan lagi. Tentunya bekal dari pengalaman itu, Djarot diharapkan bisa menggerakan pembangunan infrastruktur yang selama ini tersendat di Sumut.
Djarot juga dikenal sebagai gubernur pekerja keras dan mau turun ke lapangan. Tipikal Djarot ini hampir mirip dengan Presiden Jokowi dan mantan Gubernur Jakarta Ahok.
Karakter Djarot yang tenang namun tegas diharapkan bisa menggerakan segenap aparat pemerintahan setempat termasuk membenahi urusan birokrasi pemerintahan agar lebih transparan dan bebas korupsi.
Dengan ketegasan dan pengalaman yang dimiliki tersebut Djarot diharapkan mampu membenahi dua masalah klasik di Sumut yaitu masalah infrastruktur dan krisis listrik.
Sumut yang berbatasan dengan Aceh, Riau dan Sumatera Barat serta memiliki 33 kabupaten ini tidak pernah beres untuk urusan infrastruktur. Akibatnya hilirisasi produk perkebunan yang menjadi sektor pendorong pertumbuhan ekonomi lokal di Sumut menjadi terhambat.
Sosok Djarot akan makin lengkap jika didampingin JR Saragih. Pria karismatik ini memang visioner saat menjabat sebagai Bupati Simalungun. Salah satu contoh gebrakannya ialah menjadikan Raya yang dulunya hanya sebuah desa menjadi pusat pemerintahan Simalungun. Tidak hanya itu saja, dalam segi pelayanan kepada masyarakat JR Saragih terus turun langsung mengawasi pelayanan yang diberikan, seperti dalam pelayanan kesehatan sampai dengan pelayanan administrasi kependudukan.
Untuk pembuatan e-KTP, Pemkab Simalungun terus melakukan jemput bola dalam pelayanan dengan turun langsung ke tengah-tengah masyarakat. Semua bentuk pelayanan tersebut diberikan gratis. Sedangkan di bidang pelayanan kesehatan, baru-baru ini ia meresmikan Puskesmas baru dari total 12 Puskesmas yang disiapkan untuk melayani masyarakat dengan cepat. Penambahan Puskesmas ini memperkaya pelayanan kesehatan di Kabupaten Simalungun. Dengan adanya penambahan Puskesmas terbaru, maka secara keseluruhan Kabupaten Simalungun memiliki 46 Puskesmas.
Sedangkan untuk infrastruktur, beberapa jalan yang rusak saat ini sebagian sudah tersentuh oleh Pemkab Simalungun, seperti pembangunan jalan penghubung antara Nagori Bah Bolon dan Nagori Bintang Meriah Kecamatan Dolok Masagal. Tidak hanya itu saja, saat ini sudah ada beberapa jalan yang sudah diperbaiki dan nantinya akan ada beberapa jalan baru yang akan berfungsi pada tahun 2018 mendatang yang nantinya menjadi jalur alternatif menuju kota Medan, Siantar dan Parapat.Â
JR Saragih juga terkenal sebagai salah satu BUpati yang sering blusukan untuk mengetahui persoalan masyarakat. "Kalau saya di kantor, hanya bertemu dengan staf-staf. Saya harus turun ke masyarakat untuk mendengar keluhan mereka, melihat siapa yang sakit dan memerlukan bantuan. Minimal 1 hari saya bertemu dengan 30 orang warga di Simalungun ini,"ujarnya.