Mohon tunggu...
Agusman Se
Agusman Se Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Karyawan swasta yang hobby bulutangkis. Ayah dari 3 orang anak. Alamat agusman_se@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Blunder Jokowi Bisa Bahayakan Negara

14 Januari 2015   03:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:12 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1421153487156364593

Komjem Budi Gunawan. Foto: Detik.com

Inilah blunder yang benar-benar membuat merah muka Presiden Jokowi. Di detik-detik terakhir calon tunggal Kapolri yang di gadang-gadangnya, ternyata tumbang digasak KPK dengan sangkaan sebagai seorang koruptor. Layu sebelum berkembang kalau kata lagu jaman dulu.

Sebenarnya KPK sudah jauh-jauh hari mengingatkan Presiden bahwa mantan ajudan Megawati itu memiliki sejumlah catatan merah pada rekening gendutnya.Komjem BG yang namanya pernah di konsultasikan dengan KPK dan PPATK dalam seleksi calon Menteri mendapat raport merah. Tapi nampaknya Jokowi "ngeyel",. Tak bisa menjadikan Komjem BG sebagai Menteri, Jokowi sekarang coba ajukan komjem BG sebagai Kapolri. Kali ini tanpa dikonsultasikan terlebih dahulu dengan KPK dan PPATK. Sepertinya Presiden sudah tidak perduli dengan warning yang pernah disampaikan KPK. Komjem BG pun akhirnya melenggang sendirian untuk menyambut jabatan Kapolri.

Berbagai analisa pun mengalir seiring "kengeyelan" Jokowi ini. Sedikitnya ada dua analisa yang pernah saya tau tentang mengapa Jokowi tetap keukeh mengusung pemilik raport merah ini sebagai calon tunggal Kapolri.

1. Jokowi sedang memainkan politik tingkat tinggi. Barangkali setingkat STTS lah kalau di jaman saya kuliah dulu (STTS: Sekolah Tinggi Tinggi Sekali).

Dalam politik tingkat tinggi ini diterangkan bahwa demi memenuhi permintaan dari pihak yang tak kuasa dilawan kemauannya, maka Jokowi dengan terpaksa menunjuk Komjem BG sebagai calon Kapolri. Dan seperti diketahui bahwa pengangkatan Komjen BG menjadi Kapolri harus ada persetujuan dari DPR. Jika DPR menolak maka Jokowi dapat menjelaskan kepada pendukungnya bahwa DPR lah yang menolak, bukan dia. Sedangkan bila DPR menerima calon Kapolri yang diajukan Jokowi, maka Jokowi bisa beralasan bahwa DPR yang mewakili rakyat saja menerima lalu mengapa Komjen BG dipermasalahkan track recordnya.

Tapi ternyata skenario itu gagal. DPR belum sempat membuat keputusan untuk menolak atau menyetui usulan presiden, Komjem BG sudah keburu ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Tak hilang akal Jokowi tinggal mengalihkan telunjuknya ke KPK sebagai kambing hitamnya.

Hahaha... analisa yang super duper sekali. Langit tertawa rumputpun terpingkal-pingkal.

2. Jokowi sedang mengadu-domba para koruptor.

Ini juga strategi politik tingkat maut. Barangkali sama mautnya dengan jurus milik Wiro Sableng Pendekar 212 yang terkenal itu. Jokowi yang sudah tau bahwa Komjem BG tidak bersih akan meminta komjem BG untuk melawan teman-temannya sendiri sesama koruptor. Sebagai koruptor tentu komjem BG tau siapa-siapa saja teman-temannya yang terlibat korupsi. Koruptor kan gaulnya sama koruptor juga, begitulah kira-kira yang ada dipikiran Jokowi.

Huahuahua...semua analisa yang benar-benar maut. Ayam menangis, sapipun berlinang-linang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun