Mohon tunggu...
Agusman Se
Agusman Se Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Karyawan swasta yang hobby bulutangkis. Ayah dari 3 orang anak. Alamat agusman_se@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tentang Ahok, 'Teman Ahok' dan Simpatisannya

16 Maret 2016   11:10 Diperbarui: 16 Maret 2016   11:25 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kadang saya tak habis pikir dengan gerombolan yang menyebut dirinya 'teman Ahok' itu, sama tak habis pikirnya saya terhadap simpatisan Ahok yang ada di kompasiana. Koq sepertinya mereka begitu alergi kalau ada nama lain yang disebut-sebut bakal maju pilgub DKI. Entah itu Yusril Ihza Mahendra, Adhyaksa Dault, Sandiaga Uno, Ahmad Dhani atau yang lainnya. Padahal tak satupun dari nama-nama itu yang sudah resmi maju di pilgub DKI, baru sekedar kasak-kusuk doang, baru rasan-rasan tok, belum tentu jadi. Tapi reaksi mereka.... serasa langit mau runtuh saja.

Apalagi kalau sampai ada yang berani mengkritisi Ahok, sudah pasti mereka serang habis-habisan. Dibilang haterslah, dikatain kesurupanlah, disebut gak waraslah...haduhh...ini sebenarnya yang tidak waras itu siapa?

Jika diperhatikan, gerombolan 'teman Ahok' dan simpatisannya sudah mirip-mirip dengan para penderita 'phobia'. Mereka mempunyai semacam gangguan mental, dimana muncul rasa takut yang berlebihan untuk kemudian merasa perlu melakukan serangan kepada siapa saja yang dianggap berpotensi menjadi lawan Ahok di pilgub DKI 2017. Atau bisa juga, sikap gerombolan 'teman Ahok' dan simpatisannya itu karena mereka tahu bahwa gacoannya bakal nyungsep di pilgub DKI 2017. Bisa jadi.

Seperti yang sudah banyak diketahui, Ahok terpaksa menempuh jalur independen lantaran belum laku 'menjual diri' ke partai-partai - terutama PDIP. Padahal Ahok yakin bahwa dirinya memiliki nilai setinggi langit dimata masyarakat Jakarta. Saking tingginya sampai-sampai tak ada partai yang mau menerimanya kecuali si gurem partai Nasdem pimpinan pak brewok dari gua hantu itu.

Panik karena gayung yang diayunkan belum juga bersambut, Ahok malah membuat gaduh dengan isu uang mahar yang mencapai ratusan milyar rupiah jika mau maju lewat jalur partai. Jelas isu tersebut membuat gerah PDIP sebagai partai yang sedang gencar didekati Ahok. Ada kesan seolah-olah PDIP meminta mahar ratusan milyar jika Ahok mau di usung dalam pilgub DKI. Jadilah panggang semakin jauh dari api alias Ahok semakin jauh dari partai.

Sudah semestinya, Ahok, gerombolan 'teman Ahok' dan simpatisannya kembali menginjakkan kakinya dibumi. Jangan terus-terusan berada di awang-awang dengan gaya yang sok hebat padahal tidak hebat itu, anti kritik dan suka menyerang siapa saja yang dianggap lawan, agar lebih bisa diterima oleh partai dan tentu oleh masyarakat Jakarta. Karena pilgub DKI Jakarta tahun 2017 nanti rencananya akan diadakan di bumi Jakarta, bukan di langit sana.

 

 

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun