Mohon tunggu...
Agus Listiyono
Agus Listiyono Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Berdomisili di http://aguslistiyono.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Curug Cibogo, Cibodas

3 Juni 2011   13:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:54 761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan waktu telah merubah akses jalan menuju Curug Cibogo dari pintu gerbang masuk di Taman Cibodas tertata relatif baik. Meski akses jalan itu bukan merupakan konstruksi baru. Namun cukup membuat pengunjung, termasuk saya saat itu, merasakan kenyamanan saat memasukinya dan mengambil gambar sebagai kenangan. Itulah yang saya alami saat mengunjungi lokasi wisata di Taman Cibodas yang berjarak tempuh lebih kurang tiga setengah jam perjalan dari Jakarta melalui jalur jalan tol Jagorawi, Puncak, hingga masuk di wilayah taman. Tentu dalam keadaan jalur lalu lintas ramai lancar. Cahaya matahari yang terang tidak terasa hangat atau bahkan menyengat disini. Karena udara yang sangat sejuk membuat hangatnya matahari seperti tidak sampai di Cibodas. Saya harus berjalan lebih kurang 20 menit saja dari pintu gerbang taman. Jalan santai. Berdekatan dengan curug, terdapat pula Taman Sakura. Taman yang terlihat sangat jelas begitu kita memasuki jalan setapak menuju curug. Namun seperti tempat wisata lain di tanah air tercinta ini, yaitu keberadaan tempat jajanan atau warung yang beridiri baik secara legal atau mungkin ilegal, yang tidak bersinergi dengan kecantikan taman dan pesona alam yang disuguhkan. Seperti tampak pada gambar tersebut. Dimana warung tenda biru yang membuat pesona keindahan langsung lenyap begitu mata menatapnya. Mungkinkah hal seperti ini tidak terjadi di masa mendatang saat anak atau bahkan cucu kita menjadi penguasa menggantikan kita di negeri tercinta ini? Atau mungkin justru sebaliknya yang akan terjadi? Semua bergantung kepada sejauh mana komitmen kita untuk menjaga 'tata krama' sosial yang dalam ranah ketatapemerintahan dinamakan peraturan. Mungkinkah? Semoga selalu mungkin. Amin. Jakarta, 3 Juni 2011

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun