Mohon tunggu...
Lilik Agus Purwanto
Lilik Agus Purwanto Mohon Tunggu... karyawan swasta -

belajar, belajar, mari terus belajar follow twitter: @aguslilikID web: http://aguslilik.info

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Kongres PDIP: Mampukah Jokowi Rebut Tahta Trah Soekarno

4 April 2015   15:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:33 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_407586" align="aligncenter" width="350" caption="Megawati & Jokowi (hidayatullah.com)"][/caption]

Sebentar lagi PDIP akan melakukan hajat besar dalam penentuan kepemimpinan PDIP masa mendatang. Internal PDIP hingga kini belum mencuatkan secara resmi siapa yang bakal mencalonkan diri untuk maju sebagai ketua umum untuk berduel melawan Megawati yang hingga kini telah 22 tahun memimpin PDIP. Kendati demikian, dari beberapa hasil survey yang dilakukan oleh beberapa lembaga seperti CSIS dan  LSI pada bulan Desember 2014 dan Januari 2015 yang lalu telah merilis hasil survei yang menyimpulkan bahwa sebaiknya Megawati tidak lagi memimpin PDIP.

Survey yang direlease oleh LSI pada akhir januari 2015 mengindikasikan bahwa 51% dari 1.220 responden di 33 provinsi menghendaki sebaiknya Megawati tidak mencalonkan lagi sebagai Ketua Umum Partai (Majalah Gatra). Sebelum itu CSIS pun merilis hasil surveinya Dari survey yang dilakukan oleh CSIS (Centre for Strategic and International Studies) menyatakandari 467 pemimpin Dewan Pimpinan Cabang dan 28 Dewan Pimpinan Daerah yang diwawancarai CSIS, sebanyak 48,2 persen responden menganggap isu trah Sukarno bukan lagi penentu posisi ketua umum.

Bahkan ada hal yang paling mengagetkan dari hasil survey yang dilakukan PolTracking Institute terhadap 200 pakar selaku opinion leaders yang dikeluarkan pada minggu yang lalu. Survey yang dilakukan pada Desember 2014 – Februari 2015 menempatkan Megawati bersama dua anaknya yakni Puan Maharani dan Prananda berada pada urutan yang kalah dibanding dengan kader-kader PDIP non trah Soekarno seperti Jokowi, Ganjar Pranowo, Pramono Anung, ARA, Hasto Kristiyanto, dan Tjahjo Kumolo (Gatra,April).

Dengan hasil survey yang sebagaimana diatas tentunya kita sebagai publik menilai bahwa pandangan masyarakat dan kalangan internal PDIP sendiri telah mulai bergeser dalam melihat sosok kepemimpinan PDIP pada masa mendatang. lalu siapakah Sosok yang pantas pimpin PDIP.

Potensi Jokowi

Presiden Jokowi yang pada pemilu lalu dicalonkan sebagai Presiden menjadi icon penting dalam mendongkrak perolehan suara partai dan menduduki peringkat pertama. PDIP yang dua kali pemilu secara berturut-turut mengalami penurunan perolehan suara dengan menduduki posisi ke 2 dan ke 3 pada pemilu 2004 dan 2009.

Kans Jokowi untuk merebut posisi ketua umum PDIP pada kongres April mendatang terbuka lebar. Selain sebagai Presiden, Jokowi juga dipercaya menjadi pembaharu dan pembawa perubahan bagi PDIP. Jokowi dipercaya bisa menjadi icon pembaharu dan perubahan dalam tubuh PDIP sebagaimana keinginan publik. berdasarkan survey LSI, Jokowi dianggap lebih layak dibanding Megawati dengan masing presentasi 36,8% dan 23,97%. Tentunya angka ini bukanlah angka indikasi kader partai, namun angka ini bisa menjadi gambaran awal bagi partai untuk menentukan kepemimpinan PDIP mendatang.

Komposisi Yang Pas Bagi PDIP

Melihat potensi kader-kader PDIP yang telah mendapatkan tempat di publik seperti Jokowi, Ganjar Pranowo, dan Risma, tentunya ini merupakan kabar baik bagi PDIP. Ditengah ketidak percayaan public pada partai politik, pada sisi lain PDIP mampu menempatkan kader-kadernya menjadi icon penting dan memperoleh dukungan masyarakat atas prestasi-prestasi yang ditorehnya. Hal ini penting untuk dijadikan kajian mendalam terhadap kepemimpinan PDIP mendatang. Kedepan mereka-mereka yang telah terbukti mampu membawa perubahan pada masyarakat juga harus mendapatkan kesempatan untuk mendedikasikan dirinya bagi perjuangan partai.

PDIP harus melihat hal ini dari kacamata masa depan Partai. Pertarungan kedepan tidak semakin sederhana, dan membutuhkan energi dan pemikiran yang moderat dan mampu menyesuaikan terhadap perkembangan politik. Dengan demikian saat inilah moment yang pas bagi PDIP untuk melakukan metamorfosa dan berevolusi dengan baik untuk dapat lolos dari seleksi alam.

Untuk dapat membawa PDIP menjadi partai yang besar dan modern harusnya PDIP memberikan kesempatan kepada kadernya untuk menduduki posisi ketua umum untuk mengantikan Megawati yang telah senior di PDIP baik itu trah Soekarno maupun non Trah Soekarno. Namun demikian, tidak bisa di elakkan bahwa ketokohan Megawati sebagai penerus trah secara biologis maupun idologis tetap harus menjadi icon. Posisi yang pantas saat ini disandang Megawati adalah semacam Ketua Dewan Penasehat atau dewan suro.  Megawati yang sampai saat ini menjadi simbol pemersatu dan perjuangan partai memang penting untuk tetap dalam partai, namun sekali lagi untuk kegiatan kepengurusan harian bisa saja diserahkan kepada kader-kader yang lain.

Peran Megawati dalam menentukan perjalanan partai dan bangsa ini masih penting. Terbukti ketika Megawati dengan kerelaannnya memberikan kesempatan kepada Jokowi untuk maju menjadi calon presiden mendapatkan respon positif dan apresiasi dari kader dan masyarakat. ini membuktikan bahwa PDIP masih memiliki peran penting dalam percaturan politik nasional.

Bagaimana Jika Masih Mempertahankan Megawati

Dalam sebuah kepemimpinan memang sah-sah saja jika kader-kader PDIP masih menempatkan Megawati sebagai satu-satunya orang yang tetap akan menduduki posisi ketua umum. Namun yang harus dilihat adalah, respon masyarakat dan kesempatan kader itu sendiri untuk memperoleh kesempatan yang sama dalam memberikan sumbangsihnya kepada partai dan masyarakat.

Melihat fenomena dari pemilu ke pemilu dan munculnya kader-kader PDIP yang mampu merebut suara rakyat, ini membuktikan ada harapan yang besar dari masyarakat kepada PDIP. Jika dipaksakan Megawati untuk tetap menduduki posisi ketua umum dihawatirkan partai ini akan ditinggalkan oleh pendukungnya.

Melihat gonjang-ganjng dan perseteruan antara kubu Megawati dengan Jokowi akhir-akhir ini. Merupakan bukti bahwa PDIP dibawah Megawati tidak mampu menjalankan komunikasi yang baik antara Presiden dan kader PDIP. Jika situasi ini berjalan terus menerus, bukan tidak mungkin hal ini akan merugikan PDIP dan Jokowi. Status Petugas partai yang disematkan kepada Jokowi saat ini sesungguhnya membawa kerugian tersendiri bagi Jokowi dan PDIP. Bagi Jokowi hal ini menurunkan marwah dirinya sebagai Presiden, seakan-akan Jokowi hanya boneka yang mudah disetir oleh partai. Demikian juga bagi PDIP situasi ini akan merugikan karena PDIP dianggap tidak serius dalam mengelola pemerintahan bersama Jokowi.

Skema untuk tetap mempertahankan Megawati untuk menduduki pucuk pimpinan PDIP, saat ini rasanya kurang tepat. Kendati Megawati mampu membawa PDIP menjadi partai yang besar. Namun saat ini tuntutan modernisasi dan perubahan penting untuk dilakukan. Situasi politik yang terjadi saat ini berikut gonjang-ganjing yang terjadi antara PDIP dan Pemerintah yang dipimpin Jokowi itu adalah bukti ketidak berdayaan Megawati melakukan manajerial yang baik dalam mengelola konflik dalam tubuh partai. Kondisi ini akan merugikan PDIP sebagai sebuah partai. sebagai partai yang berdiri dibelakang pemerintah harusnya memiliki kekuatan yang powerfull untuk melakukan backup terhadap keseluruhan kebijakan Pemerintah, bukannya malah bertarung dengan pemerintah sendiri untuk berusaha memuluskan kepentingan elit dan partainya.

Dengan demikian jika PDIP berharap akan tetap menempatkan dirinya menjadi partai yang besar, maka saat inilah moment yang tepat untuk melakukan regenerasi kepemimpinan. Tidak muluk-muluk jika Jokowi mendapatkan kesempatan itu. Tentunya hal ini akan menguntungkan semua pihak, bagi PDIP maupun Jokowi. Stabilitas pemerintahan Jokowi akan stabil dan PDIP pun akan mampu menyokong pemerintahan dengan baik hingga pemilu mendatang. Suksesnya Jokowi dalam memimpin bangsa ini juga suksesnya PDIP. Dengan demikian tidak hal yang mustahil jika pada pemilu mendatang PDIP tetap akan mendapatkan tempat dihati rakyat, selamat berkongres PDIP.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun