Pekan ke 11 Liga 1 Gojek laga tandang melawan Barito Putera  selain mengalami kekalahan juga membuktikan permainan Persib tak kunjung ada perubahan,  di sini mungkin kita harus berpikir realistis bahwa kejayaan Djanur sudah habis di tahun 2017, dimana peserta Liga kemampuannya hampir rata jika dilihat dari segi poin juga kualitas pemain dan Pelatih sebagai Ruh Tim.
Tahun 2014 bukan Tahun 2017, pelatih berkualitas Impor banyak yang menukangi Tim peserta Liga 1, karena mengikuti kualitas pemain skuat di Liga 1 lebih baik di banding skuat Tim peserta Liga 2014, dan perlu dicatat format kompetisi ketika Persib juara berbeda dengan Format Kompetisi Liga 1 yang menggunakan Format Kompetisi penuh, yang berarti setiap laga adalah pinal.
Perlu kita berpikir jernih dengan Fakta yang ada bahwa persib menjuarai 2 kali Liga Indonesia dengan Format berbeda, dengan demikian Persib belum pernah menjuarai Liga dengan cara Kompetisi penuh yang di perlukan konsisten dilapangan tiap pertandingan, karena setiap poin sangat berarti apalagi di Liga 1 setiap tim ingin tampil menjadi yang terbaik, terbukti dari transfer pemain dan pergantian pelatih di karenakan kualitas Pelatih kurang memuaskan.
Keluar masuknya Pemain juga Pelatih sudah biasa dalam Sepakbola profesional, karena kita mendukung tim bukan Pelatih juga Pemain, karena jika kualitas Pemain atau Pelatih buruk, dampaknya akan besar selain prestasi Tim juga akan perginya beberapa sponsor.
Manajemen harus jeli dan melihat fakta di lapangan, dan melihat keluhan Bobotoh atas permainan Persib belakangan ini, tidak hanya mementingkan bisnis belaka, karena bisnis tanpa prestasi merupakan mimpi buruk bagi Persib untuk menunggu di gerbang kehancuran.
Mungkin ada beberapa poin penting yang sekarang ini bisa di katakan Djanur sudah tidak bisa lagi menukangi Persib, dan habis massa kejayaannya :
 1. Mental sang Pelatih yang belakangan ini terdampar ke titik nadir, karena kritikan, cacian lewat media sosial yang langsung di tunjukan kepada dirinya, dan disinyalir menjadi alergi kriktik.
2. Minimnya strategi dalam meramu skuat saat ini yang di isi oleh pemain yang berkualitas
3. Sering gagal dalam pergantian Pemain
4. Memaksakan Pemain untuk bermain meskipun peforma pemain dalam kondisi buruk.
5. Tidak bisa memangpaatkan regulasi