Netizen di gemparkan dengan kabarnya Telegram versi Web Site  di blokir oleh pemerintah dengan alasan di pergunakan komunikasi antara teroris (ISIS), sehingga banyak warga yang memprotesnya terutama di Facebook dan Twiter karena merasa banyak yang di rugikan.
Keamanan yang menjamin kerahasiaanya di manpaatkan oleh teroris untuk perantara komunikasi, imbasnya kepada pemakai telegram itu sendiri terutama mereka yang menggunakannya untuk mencari rezeki dan telegram sebagai alat komunikasinya, jika melihat demikian mungkin banyak yang di rugikan meskipun pemerintah beralasan demi keamanan Negara dari ancaman teroris.
Jika melihat perkembangan media sosial belakangan ini, ancaman teroris tidak hanya dari telegram saja, kita simak saja Facebook juga Twiter yang merupakan media sosial paling laris di Negeri ini, tiap hari selalu ada tranding topik yang menggemparkan jagat maya, akun-akun berlalu lalang sebebas mungkin, mau berbuat semaunya tidak ada yang melarang, tetapi pemerintah tidak ada respon untuk mengevaluasinya, meskipun pernah ada teguran tetapi tidak di lanjutkan karena hal-hal tertentu.
Facebook terkenal dengan grup-grupnya dengan tumbuh bebas, meskipun grup tersebut sangat melanggar undang-undang dan etika bangsa dengan kultur beragama, tetapi tumbuh subur tanpa perhatian, padahal grup-grup tersebut mengancam persatuan dan kesatuan di negeri ini, bahkan mengancam kehidupan beragama sampai hal-hal yang lain yang tidak pantas, sehingga berdampak buruk di kehidupan nyata.
Teroris merupakan ancaman besar tetapi masih banyak ancaman-ancaman lain yang sangat mengganggu pesatuan dan kesatuan di negeri ini juga hal-hal lain yang mengancam moral generasi muda, lihatlah dan tengoklah satu-persatu, Fanspage, Grup Facebook begitu bebas tanpa terfilter dan tidak terkontrol oleh pemerintah, apakah hal itu layak tumbuh atau tidak, jika tidak kenapa pemerintah tidak bertindak, seperti halnya memblokir Telegram dengan gerak cepat.
Seperti kita ketahui media sosial adalah media tanpa batas, semua inpormasi di penjuru dunia ada di sana jadi tergantung kepada si pemakai, jika si pemakai membawanya ke hal yang baik hasilnya akan baik dan jika si pemakai membawanya ke hal yang tidak hasilnya akan tidak baik, itu semua tergantung kepada kita si pemakai media sosial tersebut.
Apakah aplikasi yang menjamin kerahasiaannya si pemakai seperti telegram akan mengancam negeri ini, seperti baru-baru ini di manpaatkan oleh teroris ?, jika ya, kenapa media sosial yang sipatnya publik bisa bebas untuk berbuat semaunya, belum ada teguran keras kepada pihak media yang bersangkutan seperti facebook dan twiter untuk mengancam memblokir, meskipun pernah ada wacana tetapi tidak tuntas, mungkin itu hanya menakut-nakuti pengguna medsos tersebut untuk supaya tidak kebablasan dalam bersosisl media.
 Berbuat bijak dalam mengambil keputusan dalam bertindak seperti halnya pemblokiran terhadap telegram, karena sebagian pihak ada yang merasa di rugikan terutama masyarakat bawah yang menggunakannya sekedar alat komunikasi mencari nafkah, karena jika kita jeli ancaman teroris juga yang mengganggu persatuan dan kesatuan tidak hanya tumbuh dari sebuah aplikasi yang di jamin kerahasiaanya seperti Telegram, hal yang bersipat publik pun masih banyak bertebaran, tetapi pemerintah sendiri kurang jeli dalam memperhatikannya, karena merasa bahwa media sosial itu bersipat publik, mungkin berpikir kemungkinan kecil akan terjadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H