Mohon tunggu...
Agus Kusdinar
Agus Kusdinar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Content Creator/Exclusive Writer Narativ On Loc Desa Wisata/SWJ Ambassador 2023

Banyak Menulis tentang Humaniora

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Antara Sepeda Motor dan Pejalan Kaki

13 Juli 2017   23:10 Diperbarui: 14 Juli 2017   10:05 810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Semenjak maraknya kendaraan bermotor, kita jarang melihat orang melakukan aktipitasnya dengan jalan kaki meskipun jarak yang di tempuh cukup dekat, tidak memakan waktu sampai 10 menit jika berjalan kaki, tetapi zaman sekarang bukanlah bukan tahun 80-an atau 90-an juga tempo dulu di bawah tahun 80-an yang masih rajin-rajinnya melakukan aktipitas dengan berjalan kaki sampai-sampai sekolah atau pergi bekerja untuk ngantor masih banyak karyawan yang berjalan kaki karena minimnya kendaraan bermotor.

Saya merupakan pejalan kaki sejati semenjak duduk di bangku sekolah samapi lulus sekolah, apalagi ketika duduk di bangku SD (Sekolah Dasar), karena sekolah tempatku belajar bisa melalui jalur alternatip dengan cara melewati pematang sawah, jika musim penghujan bahkan tanpa menggunakan alas kaki, sementara alas kaki (Sepatu) di simpan di tas supaya tetap bersih tidak terkena lumpur, jika sudah sampai di sekolahan alas kaki itu baru saya pergunakan kembali.

Zaman sekarang adalah zaman di mana kendaraan bermotor menjamur, terutama sepeda motor jika jalanan dalam kondisi macet, Sepeda Motor lebih dominan di jalan raya tak terhitung jumlahnya, dan penggunanya dari karyawan sampai anak sekolahan, apalagi ketika pulang jam kantor/sekolah betapa padatnya jalan raya di isi oleh sepeda motor.

Kreditan Sepeda Motor sampai akhir tahun 90-an tidak begitu menjamur hanya kalangan tertentu saja yang bisa memilikinya, itu juga dengan sistem Cash bukan kredit dan waktu itu untuk bisa mengajukan kredit amat sulit apalagi bagi orang-orang biasa yang memiliki penghasilan kurang stabil, beda dengan zaman sekarang, semua orang bisa menikmatinya dari masyarakat bawah sampai dengan atas asal mampu membayar uang muka (Jika pakai uang muka) dan kreditannya tiap bulan.

Zaman saya masih duduk di bangku SMA (Sekolah Menengah Atas), hanya beberapa orang saja yang berangkat ke Sekolah memakai kendaraan Sepeda Motor, bahkan gurunya juga masih banyak yang pergi sekolah dengan berjalan kaki tetapi ada juga Guru yang menggunakan Sepeda Motor meskipun Motor Vespa keluaran tahun lama yang terkenal bandel meskipun kadang-kadang mogok sehingga terlambat untuk datang ke Sekolah, entah karena tempat tinggalku juga sekolahku berada di kampung sehingga terjadi demikian, tapi perasaan di tempat lain juga sama.

Sekolah gratis sekarang ini untuk mendapatkan sebuah Sepeda Motor sebagai sarana untuk transportasi berangkat ke Sekolah sangatlah baik, karena uangnya bisa di simpan dan di belikan Sepeda Motor, jadi jangan heran anak Sekolah di kampung juga berangkat  Sekolah pakai Sepeda Motor tidak seperti zaman saya dulu, dengan menempuh jarak kurang lebih 2 km berangkat ke Sekolah di tempuh dengan jalan kaki sama dengan Gurunya juga demikian, beda dengan Guru Zaman sekarang, selain menggunakan Sepeda Motor, pengguna Roda Empat (Mobil) pun banyak.

Seandainya kita seperti dulu lagi, mungkin polusi kendaraan tidak seperti sekarang ini, kecelakaan lalu lintas tidak terlalu banyak, hidup sehat karena tiap hari jalan kaki, tetapi beda dengan zaman sekarang orang-orang jadi malas untuk jalan kaki termasuk saya, jadi jangan salah jika fisik orang zaman sekarang berbeda dengan dulu, karena dulu tidak di manjakan dengan fasilitas sehingga rajin untuk beraktipitas dengan jalan kaki, beda dengan zaman sekarang fasilitas serba ada jadi banyak kaum remaja juga dewasa malas untuk jalan kaki meskipun jaraknya tidak terlalu jauh masih bisa berangkat menggunakan kaki.

Indonesia terkenal dengan masyarakatnya malas untuk jalan kaki, tetapi di Negara lain yang negerinya lebih maju dari Indonesia masih banyak pejalan kaki dalam melakukan aktipitas sehari-hari, entah apa yang ada di benak masyarakat di Negeri ini, tetapi yang saya rasakan sebagai orang yang pernah mengalami 2 zaman, yaitu sebagi pejalan kaki sejati dan sekarang sebagai pemalas jalan kaki, karena fasilitas yang tersedia, padahal jalan kaki dalam beraktipitas itu penting selain untuk kesehatan diri kita sendiri juga mengurangi polusi dan mengurangi kemacetan di jalanan.

Salam pejalan kaki sejati..!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun