desa wisata terutama cara penanggulangan sampah yang masih menjadi PR bagi pengelola desa wisata, karena kebersihan merupakan dari Sapta Pesona berada di garis terdepan adalah hal terpenting di setiap desa wisata dengan cara memisahkan sampah Organik dan Non Organik .
Pelatihan Sumber Daya Pariwisata di Desa Wisata membawa bekal yang cukup berharga untuk dipraktekan diSetiap desa wisata meskipun disulap sedemikian rupa supaya pengunjung tertarik untuk mengunjungi objek wisata, tetapi dalam masalah kebersihan belum bisa diselesaikan, hal ini akan menjadi momok bagi desa wisata, karena akan mngurangi nilai ketertariakan pengunjung untuk mengunjungi desa wisata.Â
Dengan adanya pelatihan ada hal yang sangat penting yang saya dapatkan yaitu tentang cara mengolah sampah dengan cara memilih dan memilah sampah sehingga ingkungan di sekitar desa wisata menjadi bersih dan mendapatkan penghasilan tambahan dari pengelolaan sampah.
Menanggulangi Sampah Organik
Sampah organik merupakan sampah yang gampang membusuk dan berdampak pada bau tak sedap, apalagi sampah tersebut sudah bercampur dengan sampah non organik, masalah ini sering terjadi di desa wisata, karena sisa-sisa makanan bekas pengunjung akan tercampur di tong sampah yang menimbulkan menyengat juga pemandangan yang tidak sangat menarik apalagi di tong sampah tersebut dikelilingi lalat-lalat dan akan mengurangi daya tarik wisata di desa wisata.
Ada beberapa cara sederhana tanpa harus mengeluarkan biaya supaya setiap pengelola desa wisata bisa mempraktekannya, untuk menanggulangi sampah oraganik :
1. Membuat MOL (Mikroorganisme Lokal)
MOL dalah mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair.
Ada beberapa bahan yang harus disediakan dalam membuat MOL yaitu :
- Toples (Biasa menggunakan apa saja yang terpenting bisa menampung air beras dan air kelapa)
- Air beras secukupnya (bekas mencuci beras)
- Air kelapa bekas secukupnya (bisanya ada di tukang parud kelapa)
- Gula merah
- Plastik penutup toples
- Kareta ban dalam (Disarankan menggunakan ban dalam bekas motor/mobil )
- Sampah Organik (Sisa-sisa makanan dan sejenisnya
Cara pembuatan  :
- Siapkan toples
- Masukan air beras, kelapa, gula merah kedalam toples
- Selanjutnya masukan sampah oraganik kedalam toples
- Selanjutnya masukan sampah organik kedalam toples dan tutup pakai plastik, ikat pakai karet ban dalam
- Setelah dikat dan ditutupi plastik lalu kucurkan air mineral diatas plastik yang telah diberi area untuk air mineral secukupnya pada alas plastik berupa lengkungan.
- Tunggu dalam 14 hari untuk panen.
- Selesai
2. Membuat Pupuk Organik
Bahan :
- MOL yang sudah dipanen
- Bubuk gergaji
- Sampah dedaunan (Hanya contoh jika menggunak sampah sapuan dedaunan)
- 1 Botol air mineral ukuaran sedang
- Plastik (Plastik digunakan untuk alas jika praktek, jika langsung alasnya adalah tanah bisa langsung ditaburkan)
Cara pembuatan :
- Amparkan plastik untuk alas (Jika menggunakan palstik, kalau tidak bisa langsungnya saja ke tanah
- Taburkan bubuk gergaji
- Lalu taburkan sapuan dedaunan yang telah disiapkan
- Lalu kucurkan sedikit MOL (Mikro Organisme Lokal) dengan ukuran kurang lebih 1 tutup botol air mineral, setelah itu campurkan dengan air mineral yang telah disiapkan dan aduk sampai merata.
- Lalu Kucurkan MOL yang telah di campur dengan air mineral
- Setelah itu kembali tutup dengan serbuk gergaji
- Dan seterusnya dengan langkah yang sama seperti diatas jika keseokan harinya ada sampah alagi untuk dibuat pupuk organik.
- Panen membutuhkan 40 hari untuk dipanen dalam satu pembuatan pupuk oraganik.Â
- Selesai
Menanggulangi Sampah Non Organik
Sampah anorganik adalah sampah yang terdiri atas bahan-bahan anorganik seperti plastik, kaleng kaca dll. Sampah anorganik adalah tahan lama dan sukar membusuk. Sampah ini tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme tanah
1. Membuat Ecobrick
Ecobrick merupakan pemanfaatan dan daur ulang limbah plastik dengan mengolahnya menjadi suatu barang yang bisa dipergunakan bagi kepentingan manusia, misal dijadikan bahan bangunan untuk pengganti batu-batu dengan cara sebagai berikut :
Bahan :
- Botol air mineral sedang
- Sampah plastik (seperti plastik bekas kopi, cemilan anak-anak, permen dll)
- Bambu ukuran kurang lebih 30 cm (berpungsi untuk memadatkan plastik)
Cara pembuatan :
- Masukan sampah palstik kedalam air botol kosong air mineral sampai penuh lalu padatkan dengan menggunakan bambu
- Setelah dipadatkan menggunakan bambu dengan cara ditusuk-tusuk supaya padat didalam botol lalu tutup botol tersebut.
- Selesai.
Membuat Khiasan Dinding
Bahan :
- Triplek ukuran sesuai kebutuhan
- Sampah Non Oraganik (Bekas mainan anak, sendok bekas, kaleng bekas dll)
- Lem
- Lilin
- Korek Api
- 2 warna Cat/Pilok (Kebutuhan bisa disesuaikan)
Cara pembuatan :
- Siapkan triplek sesuai kebutuhan
- Siapakan lilin
- Lalu lilin dinyalakan menggunakan korek api
- Lalu bakal lem untuk menempelkan semua sampah non organik yang akan ditempelkan satu persatu ke dalam triplek
- Setelah selesai lalu semprot pakai pilok sesuai yang diinginkan supaya menjadi daya tarik seperti layaknya khiasan.
Itulah cara menanggulangi sampah Organik dan Non Organik (Anorganik) di desa wisata sehingga desa wisata bebas dari sampah bahkan menghasilkan rupiah dengan cara memisahkan sampah organik dan organik dengan cara menyiapkan tong sampah yang berbeda sehingga para pengunjung akan membuang sampah sesuai dengan jenis sampahnya, dan pengelola akan lebih mudah dalam mengelola sampah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H