Desa Wisata di Garut memang memanfaatkan alam sebagai objek wisata, seperti halnya Desa Samida yang berada di Kecamatan Selaawi menyulap pesawahan menjadi Desa Wisata, ini merupakan sebuah contoh sederhana bagaimana cara membangun desa wisata tanpa harus banyak mengeluarkan biaya, yang terpenting ada kemauan, kreativitas warga untuk berniat mendirikan desa wisata tinggal kerjasama antara aparat desa dengan masyarakat dengan membentuk Kelompok Masyarakat Sadar Wisata (Pokdarwis), dalam hal ini Kepala Desa Samida Koko Kosasih sangat berperan penting berdirinya desa wisata, ini adalah bukti keseriusan kepala desa dalam meningkatkan ekonomi masyarakat melalui desa wisata.
Kecamatan Selaawi terkenal dengan kerajinan bambunya, begitu pula dengan Desa Samida yang warganya sebagian besar pengrajin bambu, hal ini sangat menunjang berdirinya desa wisata karena bisa mewadahi pelaku ekonomi kreatif di desa wisata, sehingga untuk meningkatkan ekonomi masyarakat selain sektor pariwisata juga ekonomi kreatif sangat mendukung untuk kemajuan Desa Samida.
Selain terkenal dengan kerajinan bahan baku dari bambu seperti sangkar burung, cangkir, tong sampah dan lainnya, Desa Samida memiliki seni tradisional yang hampir terlupakan yaitu Cigawiran, Calung, beluk dan seni tradisional ini menjadi bagian dari Desa Wisata Samida, berarti dengan adanya desa wisata, semua unsur bisa disalurkan melalui desa wisata baik itu kerajinannya maupun seni dan budayanya dan semuanya menjadi daya tarik wisata yang sebelumnya sudah ada sebelum desa wisata itu berdiri.
Homestay merupakan syarat berdirinya desa wisata dan Desa Wisata Samida memiliki Homestay sesuai kiretria desa wisata, dengan kearifan lokalnya para pengunjung bisa menikmati suasana desa yang masih asri dengan cara berbaur dengan masyarakat di sekitar Desa Samida, hal ini wisatawan benar-benar menikmati suasana kehidupan di desa dengan kearifan lokalnya.
Hamparan sawah yang indah menjadi branding Desa Wisata Samida selain kerajinan yang cukup terkenal yang terbuat dari bambu, Desa Wisata Samida menyulap suasana desa dengan hamparan sawah menjadi daya tarik wisata dengan kreativitas warga disekitaran desa, karena masyarakat Desa Wisata Samida memiliki sebuh komunitas Kelompok Masyarakat Sadar Wisata, sehingga sangat mudah menyulap pesawahan jadi desa wisata yang benar-benar memanfaatkan alam yang ada tanpa rekayasa.
Kenyamanan para pengunjung sangat diperhatikan oleh pengelola Desa Wisata Samida dengan menyediakan beberapa Gazebo untuk beristirahat sekedar untuk ngopi dan makan bersama keluarga, hal ini sangat memanjakan kita untuk benar-benar berwisata menikmati alam pedesaan yang sejuk jauh dari hiruk pikuk suasana bising kendaraan seperti halnya di perkotaan.
Hamparan sawah, kolam renang yang sederhana dan lainnya menjadikan Desa Wisata Samida benar-benar desa wisata, tetapi ada hal yang sangat meng-edukasi yaitu kita bisa belajar tentang bagaimana membuat kerajinan dari bambu, sehingga memanjakan para wisatawan selain menikmati spot-spot yang alami untuk berfoto selfie, hal ini menjadikan Desa Wisata Samida benar-benar memanfaatkan sumber daya manusianya selain alamnya untuk kemajuan bersama.
Desa Wisata Samida Sedikit mirip dengan Ubud Bali dengan hamparan sawahnya, tetapi hal ini tidak menjadikan Desa Wisata Samida menduplikasinya  karena sudah begitu adanya sebelum desa wisata itu berdiri, apalagi kerajinan bambu yang menjadi budaya warga desa yang berada di Kecamatan Selaawi yang cukup dikenal di pulau Jawa, bahkan Menparekraf RI pernah berkunjung dan mengapresiasi kerajinan bambu di kecamatan Selaawi.
Desa Wisata memang sangat membantu untuk meningkatkan ekonomi masyarakat desa, karena semua kreativitas bisa tersalurkan melalui desa wisata, seperti halnya Desa Wisata Samida selain memanfaatkan pesawahannya menjadi daya tarik wisata juga yang lainnya seperti kerajinan bambu, Seni Tradisional, ini membuktikan bahwa Desa Samida memiliki kearifan lokal yang sangat berpotensi sehingga menyulap lahan pesawahan menjadi desa wisata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H