Mohon tunggu...
Agus Kusdinar
Agus Kusdinar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Content Creator/Exclusive Writer Narativ On Loc Desa Wisata/SWJ Ambassador 2023

Banyak Menulis tentang Humaniora

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Liga Indonesia dan Para Pejuang Politik

10 Desember 2018   12:30 Diperbarui: 10 Desember 2018   21:37 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepakbola Indonesia masih jauh dari harapan, karena di tiap akhir kompetisi masih saja seperti musim Liga 1 thn 2017 sebelumnya, yang secara mengejutkan Bhayangkara FC menjadi juaranya, dan di tahun ini tahun 2018 polemik itu terulang lagi dengan nama Liga 1 Buka Lapak, dengan mengantarkan Persija Jakarta menjadi juara, dengan menempuh perjalanan yang kontroversial mulai dari wasit sampai perangakat pertandingan yang lainnya, juga sangsi/denda dadakan yang dijatuhkan oleh PSSI yang kurang masuk akal, dan atas juara tersebut sang Gubernur Anis Baswedan sedikit naik pamor di berbagai media masa, dan akhirnya banyak para pengamat yang mengkait-kaitkan Liga Indonesia yang masih cenderung berbau politik.

Putaran pertama merupakan hiburan yang sangat fair play di Liga 1, tetapi menginjak putaran kedua dan di penghujung kompetisi Liga 1, sepertinya morat marit untuk menuju titik tertentu supaya kompetisi diakhiri seperti sudah di prediksi oleh sang federasi/badan Liga, untuk mensukseskan klub tertentu,dan apakah ini hanya perasaan penulis saja, tetapi penulis punya alas an tertentu karena di federasi tercecer berbagai para pejuang yang biasa bergelut dengan politik, apalagi dengan sangat jelas sang ketua PSSI juga sebagai Gubernur dan ini sangat mencolok sekali, di Level Liga 1 yang katanya Profesional.

Sendi-sendi politik sering masuk ke berbagai elemen belakangan di negeri ini, dan yang sangat disayangkan hiburan masyarakatpun menjadi sasaran target para pejuang politikus, ini mungkin sah-sah saja, tetapi bagi penggemar sepakbola yang banyak digemari di negeri ini, yang merupakan hiburan masyarakat yang di andalkan juga penghasilan yang sangat diharapkan oleh para pelaku sepakbola yang bergelut dibidangnya juga masyarakat umum yang mencari nafkah di bidang sepak bola, misal berjualan Marchandese dan para pedagang asaongan yang sering memenuhi stadion dan lainnya.

Mungkin kita hanya bisa bermimpi untuk menuju sepakbola yang lebih baik, karena didalam kerangka sepakbola masih banyak para pejuang politik, sehingga pertandingan sepakbola seperti pertandingan antar kubu/partai pengusung saja untuk mensukseskan salah satu diantaranya supaya ratingnya naik, dan seolah-olah penghargaan sebagai juara tidak ada apa-apanya, tetapi rating para tokoh politik semakin meningkat, karena berada diranah sepakbola yang merupakan hiburan olaharaga yang sangat memasyarakat.

Bermimpi sih boleh untuk menuju sepakbola Indonesia lebih baik, tetapi mimpi itu harus melalui proses untuk menyadarkan para pejuang politik umtuk melepaskan tujuannya, untuk mensukseskan tujuan politik di ranah dunia sepakbola,dan itu merupakan harapan semua para pecinta sepakbola di negeri ini yang sudah lama ingin ada perubahan lebih baik terutama di PSSI yang masih jauh dari harapan, meskipun sudah berbagai cara untuk perbaikan, tetapi yang didalamnya belum sadar betul bahwa ini dunia sepakbola.

Hoby atau mendadak Hoby karena ada kaitannya dengan politik tertentu supaya langkah politiknya merasa berprestasi sehingga mendompleng salah satu klub supaya namanya tetap baik dihadapan masyarakat, ini sangat ironis sekali karena sepakbola merupakan hiburan masyarakat yang sangat dinikmati oleh masyarakat, berbeda dengan politik yang sebagian masyarakat sudah jengah mendengar juga melihatnya, karena dalam politik kadang yang benar bisa salah dan yang salah bisa benar, sehingga bertolak belakang dengan pertandingan sepakbola ketika dilapangan atau di luar lapangan yang benar harus dikatakan benar yang salah harus katakan salah, jadi jangan aneh banyak keganjilan di kompetisi sepakbola Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun